Kamis, 23 Desember 2010

ALUMINIUM

Untuk melihat dokumen yang sebenarnya, dan tidak berisi kesalahan, dapat dilihat DISINI


Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa garam rangkap KAl(SO4)2∙12H2O, kata mi berasal dan bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam dan garam rangkap ini diusulkan dengan nama alumium dan kemudian berubah menjadi aluminum. Namun, nama inipun segera termodifikasi menjadi aluminium yang menjadi populer di seluruh dunia kecuali di Amerika Utara di mana American Chemical Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap menggunakan istilah aluminum di dalam publikasinya


Aluminium dengan konfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4-10-6 mm sudah cukup mencegah terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionik (142 pm) tidak jauh berbeda dari jari-jari metalik atom aluminium (143 pm). Akibatnya, kemasan permukaan hampir tidak berubah, karena jari-jari ion aluminium (68 pm) “tepat” menempati rongga-rongga struktur permukaan oksida. Hal ini berbeda dari oksida besi yang bersifat berpori, tidak mampu melindungi bagian dalam logam besi sehingga korosi terus berlanjut.



Untuk menaikkan ketahanan terhadap korosi, logam aluminium “dianodasi” artinya produk logam aIumiaium sengaja dilapisi dengan aluminium oksida secara elektrolisis. Aluminium yang dianodasi ini mempunyai ketebalan lapisan ~0,01 mm dan lapisan oksida setebal ini manpu menyerap warna/zat sehingga permukaan logam dapat diwarnai. Pada proses “anodasi” ini, logam aluminium dipasang sebagai anode, karbon/grafit sebagi katode dan dipakai elektrolit larutan asam sulfat. Persamaan reaksi elektrolisisnya yaitu:




Pada anode terjadi oksidasi Al:
2 Al(s) + 6 H2O(l) → Al2O3(s) + 6 H3O+(aq) + 6 e
(reaksi ini tidak akan berlanjut ketika anode Al telah terlapisi rata AL2O3)
Pada katoda terjadi reduksi:
6 H3O+(aq) + 6 e → 6 H2O(l) + H2(g)
Logam aluminium berwarna putih, mengkilat, mempunyai titik leleh tinggi yaitu sekitar 660 °C, moderat lunak dan lembek-lemah jika murni tetapi menjadi kuat jika dibuat paduan dengan logam-logam lain, serta sangat ringan dengan densitas 2,73 g cm-3. Aluminium bersifat konduktor panas maupun konduktor listrik yang baik, namun lebih rendah ketimbang tembaga. Atas dasar sifat-sifat tersebut, logam aluminium sangat banyak manfaatnya. Antara lain dalam industri rumah tangga, misalnya untuk peralatan masak/dapur, dalam industri makanan misalnya untuk pembungkus makanan, kaleng minuman, dan pembungkus pasta gigi. Sebagai bahan bangunan misalnya untuk mebelair, pintu, dan jendela, juga sebagai bahan dasar dalam industri pesawat terbang, kapal, mobil. Serbuk aluminium dapat pula dipakai untuk bahan cat aluminium, dan masih banyak lagi yang lain.



Bahan bakar yang dipakai untuk mendorong roket yang membawa pesawat ulang-alik Columbia buatan Amerika Serikat yaitu campuran padatan dari logam aluminium dan NH4ClO4. Reaksi oksidasi logam aluminium bersifat eksotermik dengan nilai entalpi pembentukan aluminium oksida yang sangat tinggi. Jika campuran Al dan NH4ClO4 dibakar, maka NH4ClO4 akan terurai dan logam aluminium dioksidasi menjadi A12O3 menurut persamaan reaksi:
2 NH4ClO4(s) → N2(g) + Cl2(g) + 2 O2(g) + 4 H2O(g)       ΔH = -376,7 kJ mol-1
½ Al + 1½ O2 → Al2O3                                               ΔHºf = -1670 kJ mol-1
Pembebasan panas yang sangat tinggi tersebut (Δf) menyebabkan gas-gas yang terbentuk mengalami ekspansi yang sangat kuat sehingga mampu mengangkat roket.
Manfaat lain yang istimewa bagi logam aluminium yaitu afinitasnya (daya gabung) yang sangat kuat dengan oksigen. Sebagai contoh, reaksi serbuk aluminium dengan oksida-oksida logam transisi Fe2O3 juga menghasilkan panas yang sangat tinggi:
Al(s) + Fe2O3 (s) Al2O3(l) + Fe(l)                               ΔHº = -852 kJ mol-1
Reaksi ini (reaksi termit) dapat menghasilkan panas yang sangat tinggi hingga temperatur kira-kira 3000 ºC, dan oleh karena itu sering dimanfaatkan misalnya pada proses pengelasan besi atau baja rel kereta api.
Senyawa tawas, misalnya KAl(SO4)2∙12H2O, barangkali dapat dengan mudah dijumpai di pasaran, bermanfaat dalam proses penjernihan air dan industri pencelupan warna. Aluminium sulfat juga dapat dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran tipe busa bersama soda NaHCO3.
Dalam proses penjernihan air, biasanya tawas dicampur dengan air kapur, Ca(OH)2, dan persamaan reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut:
Al3+(aq) + SO42-(aq) + Ca2+(aq) + 3 OH-(aq) Al(OH)3(s) + CaSO4(s)
Endapan hasil tersebut berupa gelatin yang mampu menyerap kotoran dan juga zarah bakteri untuk dibawa mengendap ke dasar tempat air sehingga diperoleh air yang jernih.
Dalam industri pencelupan warna, larutan tawas ditambahkan dan dipanaskan dengan uap air bersama dengan bahan kain yang dicelupkan. Pada proses ini tawas akan mengalami hidrolisis menghasilkan endapan gelatin Al(OH)3 yang akan melekat pada serat kain, dan menyerap serta melekatkan warna pada serat kain menjadi lebih kuat.
Bahan pemadam kebakaran, dapat berupa larutan aluminium sulfat dan larutan NaHCO3. Jika kedua larutan ini bercampur maka akan terjadi reaksi asam-basa. Larutan garam aluminium sulfat bersifat asam, artinya hidrolisis garam ini menghasilkan endapan Al(OH)3 dan ion H3O+ yang membawa sifat asam; ion ini selanjutnya diikat oleh HCO3 hingga terjadi dekomposisi yang menghasilkan gas CO2. Campuran CO2(g) - Al(OH)3(s) ini dihasilkan sebagai busa yang distabilkan oleh pengemulsi hingga dapat disemprotkan pada api ; api menjadi terselimuti oleh busa yang mencegah kontak dengan oksigen-udara dan akibatnya api menjadi padam. Persamaan reaksinya secara sederhana yaitu:
Al3 (aq) + 3HCO3- (aq)                 Al(OH)3(s) + 3CO2(g)
Batu permata alami ada yang secara umum tersusun oleh oksida A12O3. Dengan kehadiran pengotor tertentu dalam jumlah yang sangat sedikit saja akan diperoleh warna yang karakteristik dan menarik yaitu safir biru (pengotor Fe, Ti), safir hijau (pengotor Co), safir kuning (pengotor Ni, Mg), safir bintang (pengotor Ti), safir merah (pengotor, Cr), dan safir putih (tanpa pengotor). Dengan demikian, batu permata sintetis dapat dibuat dengan reaksi pencampuran dan lelehan korundum (α-Al2O3) dengan oksida logam tertentu sesuai dengan warna yang dikehendaki.

Sifat Kimiawi Aluminium
Serbuk aluminium terbakar dalam api menghasilkan debu awan aluminium oksida menurut persamaan reaksi:
4Al (s) + 3O2(g)              2A12O3(s)
Logam aluminium bersifat amfoterik, bereaksi dengan asam kuat membebaskan gas hidrogen, sedangkan dengan basa kuat membentuk aluminat menurut persamaan reaksi:
2Al(s) + 6H3O+(aq)                             2 Al3+(aq) + 6 H2O (l) + 3 H2 (g)
2 Al (s) + 2 OH (aq) + 6 H2O(l)                   2 [Al(OH)4]- (aq) + 3 H2(g)
Dalam air, ion aluminium terdapat sebagai ion heksaakuaaluminium(III), [Al(H2O)6]3+, tetapi mengalami reaksi hidrolisis secara bertahap hingga menjadi ion tetraakuadihidroksoaluminium(III) menurut, persamaan reaksi:
[Al(H2O)6]3+(aq) + H2O(l)       [Al(H2O)5(OH)]2+(aq) + H3O(aq)
[Al(H2O)5(OH)]2+(aq) + H2O(l)   [A1(H2O)4(OH)2]+(aq) + H3O+(aq)
Jadi, larutan garam aluminium bersifat asam dengan tetapan ionisasi asam ampir sama dengan asam asetat. Campuran dalam antiperspiran (antipeluh) yang biasa disebut aluminium hidrat terdiri atas garam-garam klorinida dan kedua ion kompleks hidrokso tersebut. Ion aluminium dalam kedua senyawa inilah yang berperan mengkerutkan pori-pon permukaan kulit.
+OH-
 
+OH-
 
Penambahan ion hidroksida pada ion aluminium menghasilkan endapan gelatin aluminium hidroksida pada awalnya, kemudian larut lagi dalam hidroksida berlebihan membentuk ion aluminat, menurut persamaan reaksi:
[Al(H2O)6]3+(aq)                         Al(OH)3(s)                      [Al(OH)4] (aq)
ini berarti bahwa ion aluminium larut pada pH rendah dan tinggi tetapi tidak larut pada kondisi netral.
Sumber dan Ekstraksi Aluminium
Aluminium sangat berlimpah terdapat di alam, merupakan logam terbanyak di kerak bumi (~ 8,3 % berat kerak bumi) dan terbanyak ketiga setelah oksigen (~ 45,5 %) dan silikon (~ 25,7 %). Karena sangat reaktif khususnya dengan oksigen, unsur aluminium tidak pernah dijumpai dalam keadaan bebas di alam melainkan sebagai senyawanya yang merupakan penyusun utama dari bahan tambang bijih bauksit dalam bentuk campuran oksida-hidroksida aluminium. Bauksit adalah batuan aluminium yang terjadi karena iklim alam setempat.
Aluminium merupakan unsur penyusun utama dan mineral-mineral alam asli; selain bauksit yaitu kelompok batuan aluminosilikat termasuk feldspar dan mika. Iklim setempat, khususnya temperatur, dapat menghasilkan berbagai mineral lempung seperti:
kaolin              = A12(OH)4 Si2O5        atau sering dituliskan Al2O3 . 2H2O . 2SiO2
spinel               = MgA12O4                       atau sering dituliskan MgO . Al2O3
garnet              = Ca3Al2(SiO4)3           atau sering dituliskan 3CaO . 3SiO2 . Al2O3
beril                 = Be3A12Si6O18            atau sering dituliskan 3BeO . 6SiO2 . Al2O3
korundum        = (α)-Al2O3                        dan
kriolit              = Na3A1F6

Pada dasarnya, preparasi logam aluminium meliputi dua tahapan yaitu (1) tahap ekstraksi, pemumian, dan dehidrasi bijih bauksit, dan (2) tahap elektrolisis. Pada tahap pertama umumnya dewasa ini bauksit diolah menurut proses Bayer. Pada awalnya bijih bauksit kasar dan tidak murni yaitu yang bercampur sebagian besar dengan oksida-oksida besi dan silikon dihaluskan dengan penumbukan (grinding), kemudian larutan pekat basa kuat NaOH ditambahkan. Karena (bijih) oksida aluminium bersifat amfoterik maka akan diperoleh larutan aluminat bersama-sama pula dengan oksida silikon menjadi larutan silikat. Persamaan reaksi yang terjadi pada tahap ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Al2O3(s) + 2 OH(aq) + 3 H2O(l)               2 [Al(OH)4]- (aq)
SiO2(s) + 2OH(aq)                       SiO32-(aq) + H2O(l)
Limbah material lain yang tidak larut, yaitu terutama oksida besi dan juga TiO2 dan berupa lumpur merah, dapat dipisahkan dengan penyaringan. Untuk mernisahkan larutan aluminat dan silikat, ke dalam larutan basa ini dialirkan gas CO2 yang bersifat
asam lemah sehingga menurunkan pH larutan dan dengan demkian, aluminat akan mengendap sebagai basanya, ataudapat pula ditambahkan pengumpan A1203 ;dalam hal ini ion silikat masih tetap dalam larutan. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
CO2(g) + 2 H2O(l)                      HCO3(aq) + H3O+(aq)
H3O+(aq) + [Al(OH)4](aq)                   Al(OH)3(s) + 2H2O(l)
Endapan basa Al(OH)3 yang telah dipisahkan, selanjutnya dikeringkan dan dipanaskan  pada temperatur tinggi, kira-kira 1200 °C, untuk melepaskan molekul air dan basanya hingga diperoleb oksidanya:
2 Al(OH)3(s)                  Al2O3(s) + 3H2O(g)
Oksida ini kemudian diproses dalam tahap kedua yaitu elektrolisis. Aluminium oksida dengan muatan ion yang tinggi mempunyai energi kisi yang tinggi, sehingga mengakibatkan titik leleh sangat tinggi (~ 2045 °C). Untuk perlakuan elektrolisis diperlukan titik leleh yang lebih rendah, dan ini dapat dilakukan dengan melarutkan ke dalam elektrolit kriolit, Na3[A1F6], yang mempunyai titik leleh jauh lebih rendah (~1000 °C), sehingga proses ini dapat dioperasikan pada temperatur 950 °C. Dalam proses ini dipakai rangkaian anode karbon yang dipasang secara paralel dan katode karbon yang dipasang sebagai pelapis bak sel. Persamaan reaksi pada proses elektrolisis mi yaitu:
Anode :            ( 2O2-  (Na3[A1F6])                   O2(g) + 4e )                  3x
Katode :           ( Al3  (Na3 [A1F6])  +  3 e                    Al(l) )               4x
                                                                                                                        +
Persamaan reaksi total :  2 A12O3(l)                   4 Al(l) + 3 O2(g)
Oksigen hasil ini, pada temperatur  tinggi, dapat bereaksi dengan anode karbon, menghasilkan gas CO dan CO2, dan ini lama kelamaan berakibat ketebalan anode karbon semakin berkurang sehingga harus diganti dengan yang baru secara periodik. Lelehan aluminium hasil ini (titik leleh ~ 6600C) mengumpul pada bagian dasar bak sel, sehingga mudah dikeluarkan, dan Al2O3 yang baru dapat ditambahkan sehingga proses berjalan terus. Dengan proses demikian ini dapat diperoleh aluminium dengan kemurnian tinggi yaitu antara 99,8-99,9%. 
Produksi aluminium disertai empat hasil samping yang menimbulkan polusi yaitu:
1.      Lumpur merah hasil dari pemurnian bauksit yang bersifat sangat basa.
2.      gas hidrogen flourida hasil reaksi kriolit dengan kelumit-kelumit uap dalam aluminium oksida.
3.      oksida-oksida karbon hasil reaksi anode, dan
4.      fluorokarbon hasil reaksi fluorin dengan anode karbon.
Oksida, Hidroksida, dan Garam Aluminium
            Unsur aluminium sangat reaktif, hanya mempunyai satu macam tingkat oksidasi yaitu +3. Dengan demikian, hanya ada satu senyawa oksidanya yaitu Al2O3 demikian pula dengan hidroksidanya yaitu Al(OH)3 yang berwarna putih dan bersifat sukar larut dalam air. Oleh karena itu, bila ke dalam larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan diperolrh endapan putih gelatin menurut persamaan reaksi:
            Al3+ (aq) + 3OH- (aq)                          Al(OH)3 (s)
            Ion Al3+  realtif kecil ukuranya, namun karena mempunyai muatan ion yamg tinggi (+3) demikian juga densitas muatanya, dalam larutan air, kation ini mampu mengakomodasi enam molekul netral H2O (yang bersifat polar dengan kutub negatif atom O mengarah pada ion logam. Hasilnya yaitu ion kompleks [Al(H2O)6]3+ yang berbentuk oktahedron.
Larutan sulfida atau karbonat juga mampu mengendapkan aluminium hidroksida, karena larutan tersebut memberikan konsentrasi OH- yang cukup tinggi sebagai akibat hidrolisis menurut persamaan reaksi:
S2-(aq) + H2O (l) HS- (aq) + OH- (aq)
CO32-(aq) + H2O (l)  HCO3- (aq) + OH- (aq)
Oksida aluminium dapat diperoleh dan pemanasan hidroksidanya. Pemanasan di atas 850 °C menghasilkan oksida yang tak larut dalam asam maupun basa, tetapi oksida yang diperoleh dan pemanasan di bawah 600 °C larut dalam asam maupun basa; dengan kata lain berisifat amfoterik. Hidroksida aluminium juga bersifat amfoterik.
Al2O3 (s) + 6 H3O+ (aq)                       2 Al3+(aq) + 9 H2O(l)
A12O3 (s) + 2 OH- (aq) + 3 H2O (l)                 2 [Al(OH)4]- (aq)
Al(OH)3 (s)+ 3 H3O+ (aq)                    A13+ (aq) + 6 H2O(l)
Al(OH)3 (s)+ OH- (aq)                  2 [Al(OH)4]- (aq)
Sejumlah garam aluminium mengkristal dan larutannya dalam bentuk terhidrat seperti AIX3nH2O (di mana X = Cl, Br, I, ClO3, dan n = 6) dan Al(NO3)3 . 9H20. Aluminium sulfat yang dapat dibuat dan aluminium oksida dengan asam sulfat pekat panas, mengkristal sebagai A12(SO4)3 . 18H20. Garam ini dapat dibuat dengan bahan dasar lempung kaolin,  Al2Si2O5(OH)4. Dernikian juga reaksi kalium sulfat dengan aluminium sulfat dalam jumlah mol yang sama akan menghasilkan garam rangkap tawas K2SO4Al2(SO4)3.24H2O atau KAl(SO4)2 12H2O. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa secara umum garam-garam aluminium mudah larut dalam air sebagai [Al(H2O)6]3+ dan bersifat asam.



Aluminium idoida anhidrat berupa kristal putih yang menyublim pada 180°C. Dari pengukuran densitas dapat ditunjukkan bahwa garam ini berbentuk dimer (bentuk yang terulang dua kali) dalam fase uap sehingga rumus molekulnya harus ditulis A12Cl6. Dalam molekul fase gas ini tiap atom aluminium terikat oleh empat atom klorin dalam bangun tetrahedron. Dua dan keempat atom klorin mi masing-masing terikat pada dua atom aluminium sehingga dapat dikatakan kedua atom klorin ini berfungsi sebagai jembatan tidak hanya penghubung antara kedua atom aluminium tetapi juga antara kedua monomer AlCl3. Kedua jembatan atom klorin ini masing-masing selain terikat secara kovalen dengan atom aluminium yang satu juga menyediakan sepasang elektron untuk dipakai ikatan bersama dengan atom aluminium yang lain, sehingga tiap atom aluminium membangun konfigurasi elektronik oktet. Dengan demikian, molekul Al2Cl6 membentuk bangun dua tetrahedron yang berimpit pada salah satu sisinya yang terdiri atas dua jembatan atom kiorin.
Hasil pengamatan sinar-X menunjukkan bahwa rangkaian molekul-molekul AlCl3 dalam padatan aluminium klorinida tidak terbatas jumlahnya. Oleh karena itu formula senyawa ini dalam padatannya biasanya tetap ditulis sebagai AlCl3 walaupun strukturnya membentuk lapisan polimer yang tidak tersusun oleh molekul AlCl3 secara individu. Senyawa tersebut dapat dibuat dan klorinasi langsung logam aluminium atau dan pemanasan alumina-bauksit (Al2O3) dengan karbon dan gas klorin, menurut persamaan reaksi:
2 Al (s) + 3 Cl2 (g)                    2 AlCl3 (s)                                           ∆H° = - 1408 kJ
Al2O3 (s) + 3 C (s) + 3 Cl2 (g)               2 AlCl3 (s) + 3 CO (g)           ∆H° = - 64,0 kJ

Dari Berbagai sumber... 

SISTEM BINER FENOL-AIR

          Sistem dua komponen mempunyai derajat kebebasan F = 4 - P. Jika sistem ada dalam satu fasa, maka F = 3. Hal ini berarti sistem mempunyai tiga varian atau tiga derajat kebebasan. Keadaan sistem digambarkan dengan tiga koordinat atau tiga dimensi (diagram ruang).
Diagram ruang sulit dibuat dan dipelajari. Untuk menyederhanakan maka slah atu variabel ditas dibuat konstan atau tetap sehingga tingga 2 variabel bebas. Dengan penyederhanaan ini diagram dapat digambarkan dalam dua dimensi. Ada tiga kemungkinan bentuk diagram, yaitu:
·      Diagram P-konsentrasi pada T tetap
·      Diagram T-konsentrasi pada P tetap
·      Diagram P-T pada konsentrasi tetap
Penyederhanaan selanjutnya dilakukan dengan cara mempelajari berbagai kesetimbangan yang mungkin terdapat dalam sistem secara terpisah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur tekanan dan temperatur sistem. Sistem biner fenol air merupakan sistem yang memperlihatkan sistem kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu dan tekanan tetap.

Telah dilakukan percobaan untuk menguji sistem dua fasa fenol-air yang terangkum dalam sebuah laporan praktikum yang dapat dilihat DISINI

Senin, 13 Desember 2010

10 Cara Untuk Menjadi Pintar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.

Sumber : kaskus.us

Cara Unik Membuat Korek Api


Suatu metode yang sangat sederhana : cara membuat nyala api hanya menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat (kentang, pasta gigi/odol, garam, tusuk gigi/lidi, kabel dan kapas).

Sedikit penjelasan : Apa yang terjadi di sini adalah bahwa fluoride dalam pasta gigi dan garam yang membentuk suatu elektrolit yang bereaksi terhadap tembaga dan seng (lapisan pd kawat kabel). Hal yang penting adalah kita bisa mendapatkan kedua ujung kabel (kawat) yang satu anoda dan yang lainnya katoda.

Menunggu 5 menit memungkinkan bahan kimia ygan ditempatkan didalam kentang bereaksi dan membangun sebuah muatan listrik, dan kentang yang kita gunakan bertindak sebagai baterai, kemudian panas dihasilkan oleh kosleting kedua ujung kabel dalam kentang sehingga memicu nyala api pada kapas.











By: http://ruangbacaonline.blogspot.com/2010/11/cara-uniq-membuat-korek-api.html

Kamis, 09 Desember 2010

Mengapa daun berubah warna ketika musim gugur??

Daun mendapatkan warna hijaunya yang biasa dari klorofil, pigmen yang ditemukan di sel-sel tumbuhan. Pigmen adalah zat apa saja yang dapat menyerap sinar tampak. 

Klorofil menyerap sinar matahari dan menggunakan energinya untuk membuat makanan bagi tumbuhan. Tetapi di musim gugur, daun-daun pohon kehilangan warna hijau cerahnya. 

Daun-daun poplar menjadi keemasan, pohon sugar maples menjadi merah menyala. Perubahan warna ini berarti terjadi perubahan kimia dalam dedaunan, yaitu sesuatu yang terjadi pada klorofil itu.


Saat musim panas berubah menjadi musim gugur, setiap pohon mulai mempersiapkan diri untuk musim dingin. Zat-zat makanan bergerak lambat keluar dari dedaunan dan masuk ke dahan-dahan, batang dan akar pohon, di mana mereka tersimpan aman di tengah udara dingin yang membeku nanti. 


Ketika musim semi tiba, pohon akan menggunakan zat-zat makanan ini untuk menumbuhkan daun-daun yang baru. Saat zat-zat makanan keluar, dedaunan berhenti membuat klorofil. Klorofil yang tersisa di daun berangsur-angsur terurai yang memungkinkan pigmen-pigmen lain dari daun keluar.


Daun pohon-pohon lain berubah menjadi berbagai nuansa merah yang cantik. Warna merah tua merah anggur, dan keunguan di beberapa daun disebabkan oleh pigmen yang disebut anthocyanin. Pigmen ini juga mewarnai radish (lobak merah) dan kubis merah, mawar dan granium.

Tidak seperti karote dan pigmen kekuningannya lainnya, anthocyanin bahkan tidak ada di daun sampai musim gugur. Zat kimia ini terbentuk ketika udara menjadi sangat dingin. Perubahan warna daun-daun itu kebanyakan diwariskan, seperti warna rambut kita. Tetapi apakah warna ini jadinya kusam atau cerah tergantung pada cuaca.



Nuansa paling pekat dan cemerlang terjadi setelah beberapa minggu cuaca musim gugur yang sejuk dan cerah. Sebagai contoh, ketika suhu turun menjadi antara 0 derajat dan 7 derajat Celcius, lebih banyak anthocyanin terbentuk.

Cuaca ideal untuk dedaunan yang mempesona ditemukan di tempat-tempat seperti Vermont, AS. Di Inggris, di mana cuaca musim gugur berhujan dan lebih hangat, dedaunan mungkin berubah menjadi kuning atau coklat kusam.



From: www.sudimampir.blogspot.com