Rabu, 04 Januari 2012

TUKAD BATUAGUNG dan TUKAD BILUK POH



Teringat masa kecilku, waktu itu aku masih usia sekolah dasar. Banyak cerita dan kenangan yang masih terngiang dan teringat sampai saat ini. Kadangkala ingin rasanya mengulang kenangan tersebut lagi, dan lagi. Namun apa yang menjadi keinginan terkadang tidak bisa terwujud, karena kenangan itu banyak yang sudah berubah, total. Jauh berbeda dengan waktu yang lampau, saat uang lalu.
Salah satunya adalah tukad Batuagung. Tukad (sungai) ini berada di kawasan pinggir kota Negara. Tukad ini dulunya terkenal karena banyaknya batu besar sepanjang aliran sungainya. Hingga disebut dengan batu agung (batu besar). Banyaknya batu besar tersebut berdampak pada indahnya aliran sungai, air yang meliuk diantara batuan besar, merupakan sebuah kenangan tersendiri bagi saya. Batu-batu besar tersebut juga menyebabkan adanya saringan alami bagi air sungai itu sendiri. Saya masih ingat dulu, aliran sungai ini selalu besar (suluk) dan bening. Terkecuali pada saat hujan deras, karena airnya meluap dan berwarna coklat.
Dulu, minimal sekali dalam seminggu kami sekeluarga pergi ke tukad ini, bapak dan ibu naik motor, sedangkan saya dengan semangatnya mengayuh sepeda federal (goes). Biasanya sore hari, sebelum sampai di lokasi, ibu pasti membeli nasi campur babi, yang dimakan bersama sambil mandi. Sungguh nikmat...
Namun sekarang, terakhir saya ke kota negara, entah dari mana datangnya keinginan untuk mandi di sana lagi. Untuk itu, saya pacu motor ke lokasi tempat saya bisa bernostalgila lagi. Sayangnya, harapan untuk melihat batu-batu dan aliran air yang bening itu tampaknya tak tersampaikan. Tempat yang dulu memiliki kenangan itu kini telah berubah drastis. Sepanjang pinggiran sungai kini telah berganti dengan tembok dari susunan batu dalam jaring kawat. Sungguh ironis, tak ada lagi pemandangan indah itu.

Walaupun demikian, tidak menyurutkan keinginan saya untuk mandi dan merasakan dinginnya aliran air yang berasal dari pegunungan daerah gelar. Batu-batu besar itu kini telah berganti dengan batu-batu kecil yang banyak didominasi dengan pasir. Hal ini menyebabkan tidak nyamannya ketika duduk di aliran sungai. 

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa tukad batuagung ini sering meluap ketika hujan. Banyak korban jiwa, baik manusia maupun ternak yang terseret derasnya arus sungai ini. Tak terhitung pula banyaknya rumah yang hancur. Mungkin itulah penyebab dibuatnya tanggul. Dan mau tidak mau, batu-batu penghias aliran sungai menjadi korbannya. Mereka dengan kejamnya akan dipecah, dibelah dan dimasukkan ke dalam jaring kawat baja, dan menjadi penghias pinggiran sungai. Bukan ditengah sungai lagi. Sungguh ironis.
Hal yang serupa juga terjadi pada tukad Biluk Poh. Salah satu sungai yang berada di dekat desa Tegalcangkring. Tukad ini merupakan aliran dari air terjun mesean, yang mungkin merupakan air terjun tertinggi di pulau bali. Tidak beda jauh dengan tukad Batu Agung, bebatuan di tukad Biluk Poh juga menghilang. Yang ada kini hanya batu-batu kecil, akibat banyaknya batu yang lebih besar diambil untuk pembangunan. Ya, bedanya dengan tukad Batu Agung, bebatuan di Biluk Poh banyak digunakan sebagai bahan bangunan. Mungkin karena telah mendapat ijin untuk galian C, kala itu. Sehingga banyak penambang batu dan pasir yang mencoba mencari peruntungan di sepanjang aliran tukad ini. Pengerukan tersebut menyebabkan adanay pendangkalan sungai, dan alhasil, ketika hujan lebat tiba, terjadi penggerusan tebing sungai, sehingga sungai semakin melebar. Tidak jarang sawah yang berada di sepanjang aliran sungai ikut terendam, karena tanggul sungai tidak cukup tinggi menahan air hujan akibat adanya pendangkalan pada badan sungai.

Andai saja, dulu kita tidak begitu serakah mencari nafkah, tentunya alam ini masih tetap terjaga keasriannya. Dan saya percaya, ketika kita menjaga alam dengan baik, maka alam akan berterima kasih dengan menjaga kita 1000 kali lipat lebih baik. Bukan hanya seorang, namun seluruh orang yang melindunginya. Om Awignam Astu....

(LAYANG-LAYANG), ALTERNATIF ENERGI TERBARUKAN


Hari itu, senin tanggal 2 Januari 2012 saya pergi ke kota kelahiran saya di Negara. Tujuan pulang kali ini sebenarnya untuk menservis sepeda motor untuk yang pertama kalinya. Maklum, motor baru. Hasil keringat setelah bekerja selama tiga bulan di Klungkung. Walaupun cuma setengahnya, ga apalah... bapak dan ibu telah sanggup untuk membayar sisa kekurangan pembeliannya.
Menjelang sore hari, setelah selesai motorku diservis, langsung tancap gas menuju tempat praktek dokter Madi. Beliau adalah seorang praktisi dalam hal potong-memotong rambut. Ini merupakan tempat favoritku untuk melakukan pangkas di kota ini. Cara pangkasnya cepat, dan sesuai dengan selera yang selama ini menjadi ikon sejak kecil. Cepak rada mowhak. Itu hasil akhir dari potongan rambutku kali ini. Cukup puas.
Sembari pemangkasan, saya teringat akan cerita om Madi yang kini memiliki hobbi untuk mengkoleksi layangan. Tidak seperti layang-layang pada biasanya, milik om Madi memiliki ciri khas berupa adanya lampu pada layang-layang tersebut. Tidak diterbangkan pada siang hari, hanya malam hari. Tentunya pada cuaca cerah dan berangin. Dengan adanya lampu-lampu tersebut, akan menyebabkan layang-layang terlihat menyala di atas langit. Sungguh indah, kata om Madi.
Sebenarnya, bukan keindahan lampu dari layang-layang tersebut yang menarik perhatian saya. Namun, pada sistem caranya untuk menghidupkan lampu tersebut. Dari hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa ada dua sistem yang dipakai untuk menghidupkan lampu pada layang-layang tersebut. Yang pertama adalah dengan menggunakan baterai, sedangkan yang kedua adalah dengan menggunakan kumparan (dynamo). Nah, ini dia yang saya sukai. Terlintas dalam pikiran saya, bahwa ini akan menjadi sumber energi alternatif bagi wilayah yang kekurangan energi. Dengan menggunakan layang-layang yang dikombinasikan dengan dinamo tersebut, maka hobby pelayang (orang yang suka main layangan) selain dapat menghilangkan stres, juga dapat membantu ketersediaan energi terbarukan yang tentunya sangat bermanfaaat bagi kehidupan sosial.

Setelah diamati secara teliti, ternyata lampu yang digunakan adalah lampu led atau lampu kerlap-kerlip yang biasanya digunakan untuk hiasan. Lampu-lampu tersebut disusun rapi dan diikatkan pada pinggiran layang-layang jenis goangan modifikasi. Sedangkan dynamo diikatkan pada tulang tengah layangan dengan bantuan beberapa tali penarik sebagai penguat agar putaran dynamo tersebut tidak mengenai badan layangan.

Jika dilihat dari kekuatan dynamo yang digunakan, yaitu sebesar 12Volt. Daya ini cukup untuk memberikan kehidupan bagi sekitar 30 lampu led berwarna-warni. Terkait dengan energi terbarukan, penggunaan dynamo yang dikombinasikan dengan layang-layang menurut saya adalah sesuatu yang perlu diteliti dan dikembangkan lebih jauh untuk dapat memberikan andil serta masukan bagi ketersediaan energi di muka bumi ini.

By. Dewa Putu Agus Wahyu Erawan*
*mahasiswa pasca sarjana, UNDIKSHA.

Rabu, 16 November 2011

DEFINISI PSIKOLOGI


Hampir semua aspek kehidupan kita dipengaruhi oleh psikologi. Psikologi mengambil peran yang penting dewasa ini, terutama pada kehidupan manusia yang semakin kompleks (Atkinson, 1994). Psikologi sangat berpengaruh dalam kehidupan kita terutama dalam bidang hukum atau peraturan perundang-undangan. Hampir semua peraturan maupun kebijakan yang dibuat memiliki dasar psikologi. Hal ini disebabkan karena psikologi mencakup berbagai aspek kehidupan (Atkinson, 1994).
Ditinjau dari segi ilmu bahasa, psikologi berasal dari kata psyche yang artinya jiwa dan kata logos yang artinya ilmu atau ilmu pengetahuan. Karena itu, psikologi sering diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa (Walgito, 2003).
Psikologi telah didefinisikan dalam berbagai cara. Menurut Atkinson (1994), para ahli psikologi terdahulu, mendifinisikan bidang ilmu ini sebagai “studi kegiatan mental”. Dengan berkembangnya aliran behaviorisme yang menekankan studinya hanya pada fenomena yang dapat diukur secara objektif, psikologi akhirnya didefinisikan sebagai “studi mengenai perilaku”. Definisi ini biasanya mencakup penyelidikan mengenai perilaku binatang dan juga manusia dengan asumsi bahwa: (1) informasi yang didapat dari percobaan pada binatang dapat diterapkan pada organisme manusia dan (2) perilaku binatang merupakan masalah tersendiri yang menarik. Mulai tahun 1930-an sampai 1960-an, sebagian besar buku teks psikologi mempergunakan definisi ini. Hal ini berulang kembali dengan berkembangnya psikologi kognitif dan fenomenologi; sebagian besar definisi psikologi sekarang mencakup acuan mengenai proses perilaku dan mental (Atkinson, 1994).
Definisi psikologi telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Adapun pendapat para ahli tentang definisi psikologi antara lain sebagai berikut:
  • ·         John B. Watson (1919), menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu bagi aliran Behaviorisme, yang menekankan perilaku manusia.
  • ·         Branca (1964) menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu tentang perilaku terhadap ketertarikan terhadap segala sesuatu yang ingin diamati
  • ·         Kenneth Clark dan Gorge Milter (1970) menyatakan bahwa psikologi merupakan studi ilmiah mengenai perilaku yang mencakup berbagai proses perilaku seperti gerakan, cara berbicara dan perubahan kejiwaan
  • ·         William James (1980) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental, termasuk fenomena dan kondisi-kondisinya
  • ·         Richard Mayer (1981), menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu analisis ilmiah mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia
  • ·         Wilhelm Wundt (1992), menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu yang bertugas menyelidiki apa yang kita sebut pengalaman bagian dalam sensasi dan perasaan kita sendiri, pikiran serta kehendak kita yang bertolak belakang dengan setiap objek pengalaman luar yang melahirkan pokok permasalahan ilmu alam
  • ·         Walgito (2003), menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa, dimana yang diobservasi adalah perilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu.
Sementara itu, kita sendiri mendefinisikan psikologi sebagai suatu “studi ilmiah mengenai proses perilaku dan proses mental”. Hal ini disebabkan karena jiwa tidak bisa dipelajari secara ilmiah. Sesuatu dapat dipelajari secara ilmiah jika keberadaannya dapat diobservasi. Yang dipelajari psikologi bukan jiwa manusia secara langsung tetapi manifestasi dari keberadaan jiwa berupa perilaku dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perilaku. Definisi ini mencerminkan perhatian psikologi terhadap studi obyektif mengenai perilaku yang dapat diamati. Definisi ini juga mengakui pentingnya pemahaman proses mental yang tidak dapat diamati secara langsung tetapi kesimpulannya harus ditarik dari data behaviorisme dan neurobiologi.  Tetapi kita tidak perlu terpaku pada satu definisi saja. Dari sudut pandang yang praktis kita memperoleh pengertian mengenai psikologi dengan cara mengamati apa yang akan dikerjakan oleh para ahli psikologi.
Psikologi tergolong ilmu yang masih muda. Hal ini menyebabkan banyak teori dan konsep psikologi yang dicetuskan oleh para ahli. Hal ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya jaman, sehingga teori dan konsep tersebut mengalami perubahan dan evolusi. Pada dasarnya, para ahli psikologi menaruh perhatian terhadap penemuan sebab-sebab orang berbuat sesuatu.
Psikologi sebagai suatu ilmu memiliki tugas-tugas atau fungsi-fungsi tertentu seperti ilmu-ilmu pada umumnya. Adapun tugas psikologi menurut Walgito (2003) ialah:
a.       Mengadakan deskripsi, yaitu tugas untuk menggambarkan secara jelas hal-hal yang dipersoalkan atau dibicarakan.
b.      Menerangkan, yaitu tugas untuk menerangkan keadaan atau kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut.
c.       Menyusun teori, yaitu tugas mencari dan merumuskan hukum-hukum atau ketentuan-ketentuan mengenai hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lain atau kondisi satu dengan kondisi lainnya.
d.      Prediksi, yaitu tugas untuk membuat ramalan (prediksi) atau estimasi mengenai hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi atau gejala-gejala yang akan muncul.
e.       Pengendalian, yaitu tugas untuk mengendalikan atau mengatur peristiwa atau gejala.


Daftar Pustaka
Atkinson, R.L, Atkinson R.C, dan Hilgard E.R. 1994. Pengantar Psikologi Edisi kedelapan Jilid I, alih bahasa Taufiq Nurdjannah dan Barhana Rukmini. Jakarta: Erlangga.
Suryabrata, Sumadi. 1966. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.
Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Rabu, 13 Juli 2011

Kenapa Tidak Boleh Minum Obat dengan Susu?

'Jangan minum obat dengan susu' kata-kata itu seringkali didengar atau diucapkan oleh masyarakat ketika ingin mengonsumsi obat oral. Kenapa susu tidak boleh dicampur dengan obat?

Obat atau antibiotik yang dikonsumsi secara oral bisa menjadi efektif bagi seseorang jika dikonsumsi dan diserap dengan baik oleh tubuh. Obat oral harus diserap dari saluran pencernaan hingga bisa masuk ke dalam aliran darah lalu dikirim ke daerah yang sakit atau mengalami infeksi untuk pengobatan.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap obat dengan baik, termasuk keasaman relatif di perut, ada atau tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lainnya, serta apakah ada unsur-unsur tertentu di dalam tubuh seperti kalsium.

http://www.apasih.com/
Seperti dikutip dari Everydayhealth.com, Sabtu (1/1/2011) beberapa obat seperti keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau antibiotik sehingga mencegah penyerapan obat tersebut di dalam tubuh.

Selain itu ada obat yang baik dikonsumsi setelah makan ataupun sesudah makan, hal ini disebabkan makanan yang dikonsumsi tersebut bisa mempengaruhi penyerapan obat. Karenanya menjadi hal yang sangat penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada botol atau bungkus obat, serta masyarakat sebaiknya selalu menanyakan kriteria obat yang dikonsumsinya pada apoteker.

sumber

Lalu bagaimana dengan minuman lainnya seperti kopi, teh atau jus?

Minuman lainnya seperti kopi, teh atau jus umumnya mengandung berbagai senyawa seperti kafein yang kemungkinan bisa bereaksi dengan obat yang dikonsumsi sehingga mempengaruhi penyerapannya.

Untuk itu masyarakat selalu disarankan mengonsumsi obat dengan menggunakan air putih yang diketahui tidak memiliki kandungan apapun, sehingga tidak mempengaruhi penyerapan obat. Selain itu air putih bisa membantu melarutkan obat yang dikonsumsi di dalam lambung sehingga proses penyerapannya menjadi lebih baik dan lebih mudah.

Menghilangkan Rasa Kantuk Saat Bekerja atau Belajar

Terserang kantuk saat bekerja atau belajar (membaca) merupakan hal yang sangat umum dialami oleh banyak orang. Sepengetahuan saya, belum ada tip yang cespleng untuk mengatasi problem rasa kantuk itu. Kalau pun ada, tip-tip juga masih subjektif sifatnya. Artinya, hanya pengalaman individual yang belum tentu cocok untuk orang lain.

Yang dimaksud kantuk disini adalah rasa kantuk yang bukan karena tiga sebab utama yaitu: karena sakit, terlalu lelah dan kurang tidur. Siapa pun yang sakit, atau terlalu lelah memang dianjurkan untuk banyak istirahat atau tidur. Kantuk karena sakit adalah kantuk yang boleh jadi karena pengaruh obat yang diminum atau kondisi tubuh yang tidak fit.
Terkantuk-kantuk karena kurang tidur, itu wajar. Bekerja atau belajar dalam kondisi kurang tidur akan membawa rasa kantuk yang luar biasa. Kantuk karena kurang tidur itu wajar, tetapi kantuk karena cukup tidur, atau bahkan kelebihan tidur itu tidak wajar.
Sebab, tubuh kita hanya menuntut istirahat tidur minimal enam jam dalam dua puluh empat jam (sehari). Artinya tubuh kita sehat dengan tidur enam jam sehari. Maka apa bila kita tidur masih melebihi itu sebenarnya sebuah tindakan yang kurang ada manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
Jika ada seseorang yang kantuk dan terus tidur karena jam tidurnya kurang dari enam jam itu wajar. Namun jika ada seseorang yang jam tidurnya sudah enam jam, tapi masih kantuk dan langsung tidur itu adalah godaan setan yang terkutuk.
Tips yang “langsung” dapat dilakukan adalah :
1. Tariklah napas dalam dan pelan melalui hidung, kemudian lepaskan napas pelan melalui mulut. Lakukan pernapasan ini 3 kali. Kemudian …
2. Menarik napas dalam dan pelan lewat mulut, kemudian lepaskan napas pelan lewat hidung. Lakukan pernapasan ini 3 kali. Kemudian …
3. Menarik napas lewat hidung secara dalam dan pelan, kemudian lepaskan napas lewat hidung pelan. Lakukan pernapasan ini 3 kali.
Ketiga tips diatas adalah tips ‘langsung’ yang kita lakukan ketika tiba – tiba kita diserang kantuk. Namun umumnya ‘penyakit’ ngantuk dan malas ini umumnya sudah menjadi penyakit kambuhan, yang selalu ‘menyerang’ dalam kegiatan kita sehari – hari. Di bawah ini dituliskan tips – tips yang perlu anda ‘lakukan’ agar ‘penyakit’ kambuhan ini dalam hilang secara berangsur – angsur dan efektifitas anda baik dalam bekerja ataupun belajar sehari – hari dapat bertambah.
Tips – tips itu adalah :
1. Atur pola makan.
Syaraf otak (neuron) dalam menjalankan tugas rutinnya sangat membutuhkan energi yang sumbernya dari makanan yang kita konsumsi. Jenis dan kualitas makanan yang kita konsumsi berpengaruh terhadap kinerja otak (pikiran). Maka aturlah pola makan dengan makanan yang mudah dicerna sehingga suplay energi tidak telat. Bila kita mengkonsumsi makanan yang berat, terlalu berserat yang sulit dicerna, energi habis untuk mencerna bahan makanan, suplay energi ke syaraf bekurang sehingga kantuk datang menyerang (contohnya makan kangkung).
2. Asosiasikan/bayangkan apa yang diharapkan dari kegiatan bekerja atau belajar itu.
Misalkan : pendapatan (uang) yang tinggi atau skor yang tinggi misalnya. Tidak cukup hanya membayangkan, tapi harus diikuti oleh keinginan yang kuat untuk mendapatkannya. Tanpa keinginan yang kuat, emosi yang “membara” untuk memperolehnya, maka akan mudah terserang rasa kantuk. Sebab, salah satu hukum pikiran mengatakan bahwa “pikiran akan memberi apa yang diinginkan pemiliknya”. Bila pemiliknya meminta setengah hati, pikiran akan memberikan setengah hati pula. Artinya, pada saat kantuk dating dan karenan niatnya setengah hati, maka pikiran lantas welcome to kantuk!
3. Programlah pikiran bawah sadar Anda dengan cara self talk (bicara pada diri sendiri, membatin terus).
Salah satu cara untuk membuat program dalam pikiran bawah sadar adalah dengan cara self talk secara persisten. Self talk yang harus dilakukan adalah “Saya tidak akan tidur waktu bekerja” atau “Saya selalu terjaga dalam belajar!”. Lakukan sesering mungkin dan seintens mungkin hingga benar-benar menjadi bagian dalam pikiran bawah sadar. Bagian inilah nanti yang akan mengingatkan dengan keras saat Anda mulai terkantuk-kantuk. Bagian ini yang nanti akan “protes” bila Anda mulai berpihak pada rasa kantuk.
4. Aturlah posisi duduk siap untuk bekerja atau belajar.
Jangan sambil duduk bersandar/kepala disandarkan. Jangan pula sambil tiduran. Posisi duduk berpengaruh terhadap datangnya rasa kantuk. Kenapa posisi duduk berpengaruh terhadap datangnya kantuk? Posisi atu gerak tubuh mempengaruhi kondisi pikiran. Bila Anda duduk bersandar, kondisi pikiran terbawa bada kondisi rileks, atau kondisi siap untuk ngantuk/tidur.
5. Patahkan pola kantuk Anda.
Kantuk itu ada polanya. Meskipun pada saat kantuk datang pikiran bawah sadar segera mengingatkan untuk selalu terjaga, namun bila tidak ada keberanian dari Anda untuk mematahkan pola kantuk, maka rasa kantuklah yang menang. Bablas tidur…!
Salah satu caranya adalah begini. Begitu rasa kantuk datang, sudah mulai menguap, jangan lanjutkan dengan duduk bersandar. Cari aktifitas jeda, aktifitas pemutus agar kantuk terusir. Caranya macam-macam: bisa berdiri dan lakukan gerakan-gerakan ringan, seperti jalan-jalan sebentar, bikin kopi, atau jalan-jalan kecil di ruangan sekedar manyapa teman dan refresing. Hasilnya, tidak akan ngantuk lagi.
6. Yang juga cukup penting adalah : Tehnik mematahkan pola (pikir dan kebiasaan).
Sebab, hampir semua inovasi, penemuan baru, dan hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas, diawali dengan keberanian “mematahkan” pola lama, dan mengantinya dengan pola baru. Adalah tidak mungkin ingin mendapatkan sesuatu yang baru, tetapi masih dengan cara (pola) pikir lama. Demikian halnya dengan pola kantuk yang pada akhirnya (hasilnya) tidur, maka sebelum kebablasan tidur, maka polanya harus diputus.
Tips – tips ini masih subjektif sifatnya. Artinya masih perlu banyak bukti tentang efektifitasnya. Namun, hemat saya, keberhasilan tip ini sangat tergantung pada sejauh mana Anda benar-benar mau membuang rasa kantuk setiap kali Anda terserang. Semakin kuat keinginan Anda untuk benar-benar mengalahkan kantuk, Anda akan berhasil. Selamat mencoba. 
by Stanislav 

PERSIAPAN PENDAKIAN


Untuk menghindari kemungkinan adanya kendala dan ancaman musibah, baik yang disebabkan oleh situasi dan kondisi alam maupun karena kelalaian manusianya sendiri, maka perlu disusun suatu rencana pendakian. Minimal dengan tidak mengabaikan beberapa faktor berikut.

1.      Informasi Jalur, Medan dan Cuaca
Menghimpun informasi dari berbagai sumber dapat membantu kelancaran dan keamanan perjalanan pendakian. Sumber informasi dapat dicari dari:
-          Pendaki yang sudah berpengalaman
-          Tulisan tentang pendakian di media massa
-          Berita dan musibah dalam pendakian
-          Instansi terkait (PHPA/Taman Nasional/ BKSDA)
-          Aparat desa/kecamatan setempat dan penduduk terdekat dengan lokasi pendakian.
2.      Kesehatan dan Kondisi Fisik
Mendaki gunung bukanlah kegiatan darmawisata. Tetapi cenderung merupakan olahraga petualangan di alam bebas, bahkan ganas dan akan menguras tenaga. Oleh karena itu, setiap orang yang akan melakukan pendakian harus sehat jasmani dan rohani serta memiliki fisik yang prima.
Jangan sekali-kali memaksakan diri jika kesehatan dan kondisi fisik memang sedang lemah, karena akan berakibat fatal dalam pendakian. Bagi calon pendaki wanita yang sedang menstruasi/haid, sebaiknya tidak ikut melakukan pendakian demi keamanan dan kesehatannya.
3.      Biaya Perjalanan
Untuk mencapai lokasi pendakian, tidak terlepas dari sarana transportasi. Perjalanan dari dan ke tempat tujuan yang harus menggunakan jasa angkutan umum, memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bagi pendaki yang merasa dirinya sudah sebagai “anak gunung” yang terbiasa hidup dengan segala cuaca dan tahan bantingan, tidak akan menjadi masalah kalau ternyata harus nongkrong/lesehan semalaman di terminal bus atau stasiun kereta api. Mereka merasa tidak perlu bermalam di hotel. Akan tetapi, dalam menghadapi tarif angkutan umum yang sudah pasti dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, maka akan menjadi masalah apabila tidak membawa persediaan dana yang cukup. Oleh karena itu, dalam merencanakan pendakian, pos pengeluaran untuk biaya transportasi harus dikalkulasi secara benar.
4.      Kelengkapan Identitas Diri
KTP, Kartu Pelajar/Mahasiswa atau identitas lainnya dan beberapa fotokopinya harus dibawa, karena akan diperlukan ketika melapor/meminta izin pendakian kepada pihak berwenang (kepolisian, PHPA/BKSDA/Taman Nasional/Desa/Camat)
Apabila terjadi musibah, akan memudahkan mendapat pertolongan dan identifikasi. Bila memungkinkan, sebaiknya pendaki memakai kalung identitas yang terbuat dari logam.
5.      Perlengkapan Pakaian dan Logistik
Jumlah perlengkapan pakaian yang dibawa disesuaikan dengan lamanya pendakian. Adapun kelengkapan lainnya yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pendakian antara lain:
-          T-shirt dan jaket dapat menyerap keringat. Hal ini bertujuan untuk menjaga sirkulasi udara dan keringat yang dihasilkan oleh tubuh kita. Warna pakaian dan jaket sebaiknya mencolok atau berwarna konstras. Hal ini untuk memudahkan identifikasi dalam pencarian bila terjadi musibah.
-          Celana jeans sebaiknya tidak digunakan selama pendakian. Hal ini disebabkan karena celana jeans akan menyerap udara dingin dan dapat menjadi kaku dan berat bila basah. Sebaiknya pendaki menggunakan celana panjang yang jenis kainnya seperti model tentara yang sekarang.
-          Sepatu gunung, sandal gunung, kaos kaki panjang dan cadangannya, sarung tangan wool, topi kupluk ninja, celana pendek, handuk kecil serta peralatanmandi masing-masing.
-          Kompor gas tabung/kompor tentara dan parafin. Mesting/panci masak tentara, korek api gas dan lilin. Piring plastik beserta cangkir dan sendok makan.
-          Obat-obatan P3K termasuk obat sakit perut/magg, obat migren, kina, obat gosok panas, kertas tisu gulung, lipglos/margarin untuk mencegah retak-retak pada bibir akibat kedinginan (suhu rendah)
-          Tenda, dum/lembaran plastik untuk ngekem/bivak, peta topografi/medan/wilayah, kompas dan faltimeter. Dapat juga membawa cermin kecil dan sempritan/peluit sebagai alat untuk meminta bantuan (SOS) bila terkena musibah.
-          Perlengkapan survival seperti jarum jahit, benang, silet/cutter, gunting, karet ban dalam mobil, mata kail dan talinya, karet gelang, bandringan (ketapel) kaca pembesar (suryakanta), peniti.
-          Pakaian cadangan, batu baterai cadangan dan kamera dimasukkan ke dalam kantong plastik agar tidak lembab terkena embun dan hujan.
-          Margarin untuk pelembab bibir disimpan dalam tabung plastik bekas film foto agar tidak beku. Demikian juga dalam membawa pentol korek api.
-          Makanan dan minuman yang biasa dibawa oleh pendaki gunung adalah mie kering, roti, biskuit, telur asin/rebus, bubuk/serbuk minuman kemasan (vitamin C, kopi, jahe, dan sejenisnya), gula pasir, gula kelapa/aren, garam dapur, madu, minyak ikan, abon/kornet/dendeng, havermout, susu kental manis/coklat.
-          Air minum dalam kemasan botol plastik. Apabila sudah kosong, botolnya dapat digunakan lagi sebagai tempat air.
-          Kalau membawa beras, asalkan bisa mendapatkan air yang cukup untuk memasaknya.

CATATAN
-          Bawalah logistik secukupnya sesuai dengan lamanya pendakian. Bila ada yang harus dimasak lebih dahulu, hendaknya tidak menggunakan air dan waktu terlalu lama. Maksudnya adalah untuk menghemat air, karena tidak semua kawasan gunung memiliki sumber air.
-          Jangan membawa makanan yang mudah basi.
-          Cara membawa makanan/minuman jangan dipusatkan pada satu orang. Sebaiknya setiap orang membawa logistik minimal untuk dirinya sendiri.
-          Perjalanan mendaki membutuhkan makanan berkalori tinggi. Untuk seorang pendaki rata-rata dibutuhkan 400-500 kalori per hari. Kekurangan makan akan mudah diserang udara dingin dan berakibat fatal seperti kejang perut (kram).
-          Hindarilah minuman beralkohol/minuman keras, agar tidak lepas kontrol dan hilang keseimbangan, terutama ketika ngetrek di punggung lereng atau jurang terjal. Disamping itu, dapat merusak kekompakan tim dalam rombongan atau bermasalah dengan pendaki lain.

PePetunjuk Praktis Mendaki Gunung, Soetardjo Addy