Rabu, 04 Januari 2012

(LAYANG-LAYANG), ALTERNATIF ENERGI TERBARUKAN


Hari itu, senin tanggal 2 Januari 2012 saya pergi ke kota kelahiran saya di Negara. Tujuan pulang kali ini sebenarnya untuk menservis sepeda motor untuk yang pertama kalinya. Maklum, motor baru. Hasil keringat setelah bekerja selama tiga bulan di Klungkung. Walaupun cuma setengahnya, ga apalah... bapak dan ibu telah sanggup untuk membayar sisa kekurangan pembeliannya.
Menjelang sore hari, setelah selesai motorku diservis, langsung tancap gas menuju tempat praktek dokter Madi. Beliau adalah seorang praktisi dalam hal potong-memotong rambut. Ini merupakan tempat favoritku untuk melakukan pangkas di kota ini. Cara pangkasnya cepat, dan sesuai dengan selera yang selama ini menjadi ikon sejak kecil. Cepak rada mowhak. Itu hasil akhir dari potongan rambutku kali ini. Cukup puas.
Sembari pemangkasan, saya teringat akan cerita om Madi yang kini memiliki hobbi untuk mengkoleksi layangan. Tidak seperti layang-layang pada biasanya, milik om Madi memiliki ciri khas berupa adanya lampu pada layang-layang tersebut. Tidak diterbangkan pada siang hari, hanya malam hari. Tentunya pada cuaca cerah dan berangin. Dengan adanya lampu-lampu tersebut, akan menyebabkan layang-layang terlihat menyala di atas langit. Sungguh indah, kata om Madi.
Sebenarnya, bukan keindahan lampu dari layang-layang tersebut yang menarik perhatian saya. Namun, pada sistem caranya untuk menghidupkan lampu tersebut. Dari hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa ada dua sistem yang dipakai untuk menghidupkan lampu pada layang-layang tersebut. Yang pertama adalah dengan menggunakan baterai, sedangkan yang kedua adalah dengan menggunakan kumparan (dynamo). Nah, ini dia yang saya sukai. Terlintas dalam pikiran saya, bahwa ini akan menjadi sumber energi alternatif bagi wilayah yang kekurangan energi. Dengan menggunakan layang-layang yang dikombinasikan dengan dinamo tersebut, maka hobby pelayang (orang yang suka main layangan) selain dapat menghilangkan stres, juga dapat membantu ketersediaan energi terbarukan yang tentunya sangat bermanfaaat bagi kehidupan sosial.

Setelah diamati secara teliti, ternyata lampu yang digunakan adalah lampu led atau lampu kerlap-kerlip yang biasanya digunakan untuk hiasan. Lampu-lampu tersebut disusun rapi dan diikatkan pada pinggiran layang-layang jenis goangan modifikasi. Sedangkan dynamo diikatkan pada tulang tengah layangan dengan bantuan beberapa tali penarik sebagai penguat agar putaran dynamo tersebut tidak mengenai badan layangan.

Jika dilihat dari kekuatan dynamo yang digunakan, yaitu sebesar 12Volt. Daya ini cukup untuk memberikan kehidupan bagi sekitar 30 lampu led berwarna-warni. Terkait dengan energi terbarukan, penggunaan dynamo yang dikombinasikan dengan layang-layang menurut saya adalah sesuatu yang perlu diteliti dan dikembangkan lebih jauh untuk dapat memberikan andil serta masukan bagi ketersediaan energi di muka bumi ini.

By. Dewa Putu Agus Wahyu Erawan*
*mahasiswa pasca sarjana, UNDIKSHA.

2 komentar:

Mohon dukungan dan Komentarnya...