Rabu, 20 April 2011

Pemurnian Asap Cair


Sistem pengawetan bahan makanan alami telah dikenal sejak lama. Beberapa sistem pengawetan bahan makanan alami tanpa menggunakan pengawet buatan dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara tradisional seperti pengasapan, pengasaman, pengeringan, pendinginan dan pemanisan. Sistem pengawetan ini akan lebih aman digunakan karena tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Kendala yang ditemukan dalam sistem pengawetan tradisional ini adalah jangka waktu yang relatif lama dan proses yang panjang.
Untuk mempersingkat jangka waktu dan proses yang relatif panjang tersebut, saat ini telah ditemukan cara pengawetan bahan makanan secara alami yang dapat mengefisienkan waktu dan aman bagi kesehatan. Cara yang dapat ditempuh yaitu pengawetan bahan makanan dengan menggunakan liquid smoke atau asap cair. Pada umumnya, asap cair itu sendiri telah dikenal di beberapa negara seperti Jepang, Amerika dan Eropa untuk diaplikasikan pada penambahan cita rasa pada saus, sup, sayuran dalam kaleng, bumbu, rempah-rempah dan lain-lain. Asap cair juga digunakan untuk pengawetan daging, termasuk daging unggas, kudapan daging, ikan salmon, dan kudapan lainnya (Trenggono dkk, 1997).
 Liquid smoke atau lebih dikenal sebagai asap cair merupakan suatu cairan hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran bahan-bahan yang banyak mengandung karbon serta senyawa-senyawa lain. Pembakaran bahan-bahan ini dilakukan melalui proses pirolisis. Pirolisis merupakan proses pengarangan dengan cara pembakaran tidak sempurna bahan-bahan yang mengandung karbon pada suhu tinggi. Kebanyakan proses pirolisis menggunakan reaktor bertutup yang terbuat dari baja, sehingga bahan tidak terjadi kontak langsung dengan oksigen. Umumnya proses pirolisis berlangsung pada suhu diatas 300 oC dalam waktu 4-7 jam (Paris et al, 2005). Asap dari proses pirolisis inilah yang kemudian ditampung untuk selanjutnya menjadi asap cair.
Asap cair pada proses ini diperoleh dengan cara mengkondensasi asap yang dihasilkan melalui cerobong pirolisis. Proses kondensasi asap menjadi asap cair sangat bermanfaat bagi perlindungan pencemaran udara yang ditimbulkan oleh proses tersebut. Selain itu, asap cair yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan baku pengawet, antioksidan, desinfektan, ataupun sebagai biopeptisida (Nurhayati, 2000)
Bahan baku yang banyak digunakan untuk pembuatan asap cair adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, sekam padi, tempurung kelapa dan lain-lain. Saat ini, asap cair dari tempurung kelapa lebih banyak diminati oleh konsumen karena memberikan cita rasa yang khas pada awetan bahan makanan dari pada asap cair yang dihasilkan bahan baku lainnya. Asap cair dari tempurung kelapa mengandung berbagai senyawa yang terbentuk akibat terjadinya pirolisis tiga komponen utamanya yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Lebih dari 400 senyawa kimia dalam asap cair tempurung kelapa telah diidentifikasi. Asap cair memiliki kemampuan untuk mengawetkan makanan dengan cepat. Hal ini terjadi karena asap cair dari tempurung kelapa memiliki komponen aktif senyawa fenolat. Senyawa fenol diduga berperan sebagai antioksidan dengan aksi mencegah proses oksidasi senyawa protein dan lemak sehingga proses pemecahan senyawa tersebut tidak terjadi dan memperpanjang masa simpan produk yang diasapkan. Masa simpan dari produk asapan ditentukan dari jumlah komponen penyusun asap cair.
Komponen-komponen penyusun asap cair ditemukan dalam jumlah yang bervariasi, tergantung dari jenis bahan, umur tanaman, dan kondisi pertumbuhan tanaman seperti iklim dan tanah. Perbedaan komponen ini kemungkinan akan ditemukan pula pada asap cair yang dihasilkan oleh pembuat arang di Desa Yehembang. Para pembuat arang di Desa Yehembang telah melakukan pengembunan asap yang dihasilkan dari proses pembuatan arang batok kelapa maupun kayu dengan menggunakan alat sederhana (program IbW, I Nyoman Tika, 2010) yang telah menghasilkan asap cair. Asap cair yang dihasilkan berwarna coklat pekat. Asap cair ini termasuk ke dalam golongan grade 3, yang harus ditreatmen lebih jauh jika ingin digunakan untuk pengawet makanan.
Asap cair grade 3 belum layak digunakan untuk pengawet makanan atau penambah cita rasa (flavours), karena pada golongan ini, asap cair masih bercampur dengan tar yang merupakan komponen sisa pembakaran tidak sempurna. Selain tar, asap cair grade 3 mengandung senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis (HPA) yang terbentuk selama proses pirolisis bahan pembuat asap cair. Salah satu senyawa HPA yang terbentuk adalah benzopyrene, yang merupakan senyawa yang memiliki pengaruh buruk dan dapat menyebabkan kanker karena bersifat karsinogen (Girard, 1992).
Untuk mengurangi kandungan senyawa BP, maka asap cair grade 3 harus dimurnikan terlebih dahulu. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk memurnikan, yaitu dengan cara redestilasi dan absorpsi dengan menggunakan adsorben. Redestilasi merupakan proses pemurnian asap cair berdasarkan perbedaan titik didih dari asap cair. Cara lainnya yaitu absorpsi dengan menggunakan adsorben zeolit dan arang aktif.
Dengan cara ini, makan kandungan BP yang masih terikat dalam ter yang ada pada asap cair grade 3 diharapkan akan berkurang dan berada di bawah ambang batas sehingga aman untuk dikonsumsi. Untuk mengetahui apakah asap cair yang telah dihasilkan dapat digunakan sebagai pengawet makanan, maka perlu dilakukan identifikasi komponen asap cair. Komponen asap cair yang telah dimurnikan akan diidentifikasi dengan menggunakan GC-MS. Mengingat pentingnya mengurangi senyawa berbahaya yang terdapat di dalam asap cair, maka perlu dilakukan penelitian mengenai uji pengaruh redestilasi dan penggunaan adsorben zeolit serta arang aktif dalam proses pemisahan dan pemurnian senyawa berbahaya yang terkandung di dalam asap cair sehingga aman untuk digunakan sebagai bahan pengawet makanan.
  By Agus Wahyu Erawan

Produksi Biodiesel dengan Menggunakan Campuran Enzim Lipase


Biodiesel merupakan salah satu sumber energi alternatif selain minyak bumi yang sangat dibutuhkan dalam menunjang kehidupan masyarakat. Biodiesel adalah campuran alkyl ester turunan asam lemak yang menggunakan minyak dari tumbuhan atau binatang dengan alcohol (Ode et al. 2005). Alkyl ester yang diproduksi umumnya diproduksi dengan mekanisme esterifikasi lewat proses kimia dimana proses kimia yang dilakukan ini akan menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Disamping itu, penggunaan proses kimia juga memerlukan biaya operasional yang cukup tinngi.
Produksi biodiesel dengan menggunakan reaksi enzimatis akan menjadi pilihan yang tepat untuk menghindari kekurangan yang ditimbulkan dari produksi biodiesel melalui proses kimia. Proses enzimatis yang dilakukan menggunakan enzim lipase Karena enzim lipase merupakan enzim yang mampu melakukan reaksi hidrolisis, metanolisis dan esterifikasi dari gliserida atau minyak tumbuhan menjadi asam lemak yang selanjutnya bereaksi dengan alcohol membentuk alkyl ester biodiesel. Produksi biodiesel dengan menngunakan campuran enzim lipase akan menghasilkan hasil yang lebih optimal.  Pencampuran enzim lipase akan mengubah lipase menjadi lebih spesifik sehinnga dapat mempercepat proses perubahan minyak menjadi biodiesel.  Penggunaan campuran lipase termostabil yang berasal dari isolat Banyuwedang dan Rhizophus ILS (Isolat Lokal Singaraja) merupakan suatu terobosan baru dalam pembuatan biodiesel dimana dengan menggunakan kedua campuran lipase tersebut  dapat mengoptimalkan dan mengefisiensikan  peranan esterifikasi yang diperankan oleh lipase sehinnga akan lebih efisien untuk menghasilkan biodiesel.
 Enzim merupakan golongan protein yang mempunyai fungsi penting sebagai katalisator dalam reaksi biokimia atau lebih dikenal sebagai biokatalisator. Enzim merupakan biokatalis yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi  dalam sistem biologi dan enzim sendiri tidak mengalami perubahan selama terjadinya reaksi. Enzim memiliki sifat yang sangat spesifik terhadap reaksi yang dikalisisnya maupun terhadap reaktan yang diperolehnya atau substrat (Redhana, 2004). Dalam reaksi enzimatik, jarang sekali terjadi reaksi sampingan yang menyebabkan terbentuknya hasil sampingan yang tidak berguna. Berbeda halnya dengan reaksi non-enzimatik dimana tingkat spesifitas terhadap substrat biasanya tinggi.
            Penggunaan enzim dalam bioteknologi modern semakin berkembang cepat. Banyak industri yang telah memanfaatkan cara kerja enzim, diantaranya adalah industri pangan. Salah satu enzim yang digunakan dalam bioteknologi modern adalah enzim lipase. Enzim lipase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dimana rantai panjang trigliserida di hidrolisis membentuk diasilgliserida, monogliserida, gliserida dan asam lemak bebas yang terjadi antara dua permukaan substrat yang tidak larut dalam air.  Secara umum, enzim larut didalam air sehingga banyak enzim menjadi tidak ekonomis dalam penggunaannya karena hanya dapat digunakan sekali. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai teknik telah ditemukan untuk memperbaiki kerja enzim yaitu dengan cara mengikatkan enzim pada bahan-bahan yang tidak larut dalam air, dimana bahan-bahan tersebut dapat dipisahkan dengan mudah dari produknya. Hal ini akan memungnkinkan penggunaan kembali bahan-bahan tak larut yang mengandung enzim tersebut atau disebut dengan amobilisasi enzim.
            Amobilisasi enzim merupakan suatu proses dimana pergerakan molekul enzim dalam ruang tempat reaksi di tahan sedemikian rupa sehingga terbentuk sistem enzim yang aktif yang tidak larut dalam air (Gumbira, 1995). Amobilisasi dapat mencegah terbukanya lipatan-lipatan pada protein enzim sehingga aktuvitas enzim dapat maksimal. Enzim yang diamobilisasi ini diikat dalam suatu bahan penyangga yang dapat berupa membran untuk mempertahankan kemampuan aktivitas katalisnya. Penggunaan teknik amobilisasi ini didasari pada pertimbangan bahwa amobilisasi memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan tanpa amobilisasi, yaitu (1). Sistem enzim yang diamobil dapat dipakai secara berulang-ulang, (2). Memungkinkan proses pengoperasian secara kontinyu dan terkontrol, (3). Hasil produksi yang diinginkan dapat lebih mudah dipisahkan, (4). Memudahkan pengendalian kondisi reaksi, (5). Aktivitas enzim dapat ditingkatkan dalam beberapa kasus (Gumbira, 1995).  Amobilisasi enzim disini menggunakan bahan pendukung yang murah dan mudah didapat. Zeolit merupakan salah satu bahan pendukung yang dapat digunakan dalam amobilisasi enzim. Zeolit merrupakan mineral yang terdiri dari kristal alumino silikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam struktur tiga dimensi. Zeolit ada dua jenis yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis. Zeolit alam dapat digunakan dalam berbagai proses katalisis, pertukaran ion dan proses adsorpsi. Zeolit sebagai bahan pengamobil, secara teoritis dapat terjadi melalui dua cara yaitu adsorpsi  dan absorpsi. Proses adsorpsi enzim lipase dengan zeolit terjadi karena adanya gaya elektrostatis seperti gaya van der waals dan ikatan hidrogen. Absorpsi enzim lipase pada zeolit dapat terjadi karena adanya rongga pada zeolit sehingga enzim akan terabsorpsi didalam rongga pada zeolit.
            Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, zeolit dapat digunakan sebagai padatan pendukung dalam mengamobilisasi enzim

Proposal skripsi by Liska Primayanti

Senin, 04 April 2011

Apa itu NEGARA?

Pada kesempatan ini saya lagi setres sedikit. Daripada bengong tidak jelas, mendingan saya upload hal yang beda dari yang biasanya saya uplod di blog saya. Dasar pemikiran saya adalah bahwa selama hidup kita ini berada dalam suatu wilayah yang disebut sebagai sebuah negara. Yang kebetulan namanya INDONESIA. Namun, banyak orang yang saya temui dan sempat tanya sepintas, "apa itu negara?" mereka tidak bisa menjawab dengan tepat. Maka dari itu, disini saya akan sedikit menjelaskan tentang negara.
Negara sebenarnya sudah ada pada jaman Yunani Kuno. Hal itu dapat kita jumpai dalam sebuah buku hasil karya Aristoteles yang berjudul Politica sudah membahas tentang pengertian negara. Pada waktu itu ad sebuah istilah yang dipergunakan untuk menyebut suatu negara yaitu  polis yang berarti negara kota. Polis ini merupakan tempat tinggal bersama bersama warga negara dengan pemeriontah dan benteng untuk menjaga  keamanan negara dari serangan musuh. Contoh nyata dari bentuk negara kota yang dimaksudkan pada jaman Yunani Kuno adalah Sparta dan Athena. Menurut Plato, negara timbul karena adnya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam yang mendorong mereka untuk bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup.
Secara etimologis, istilah negara muncul dari terjemahan bahasa Belanda yaitu staat dan state bahasa inggris. Baik istilah staat maupun state berakar dar bahasa latin yaitu status dan statum yang artinya menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri.  
Pengertian negara dapat dibedakan dalam arti luas dan dalam arti khusus yaitu :
Ø  Dalam arti luas, negara merupakan kesatuan sosial(masyarakat) yang iatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Ø  Dalam arti khusus, pengertian negara dapat diambil dari pendapat beberapa pakar kenegaraan yaitu sebagai berikut :
·         George Jillinek; negara merupakan organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman diwilayah tertentu.
·         Prof. Mr. Soenarko; negara merupakan organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentudimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.
·         Prof. R. Djokosoetomo; negara merupakan suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan yang sama.
                     .     Mr Kranenburg; negara merupakan suatu organisasi yang timbul karena dari suatu                                          golongan atau bangsanya sendiri.
·         Roger F Soltau; negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
·         G.W.F Hegel; negara ialah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintetis dari kemerdekaan individu dan kemerdekaan universal.
Berdasarkan pengertiannya, fungsi negara adalah sebagai pengatur kehidupan dalam negara demi tercapainya tujuan negara tersebut. Adapun fungsi negara untuk mencapai tujuan negara ada 4 yaitu;
1.      Melaksanakan ketertiban untukmencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, dalam hal ini negara sebagai stabilisator.
2.      Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3.      Mengusahakan pertahanan negara dari serangan negara luar.
4.      Menegakkan keadilan melalui alat penegak hukum.


Setiap negara yang didirikan tentu mempunyai suatu tujuan yang hendak ingin dicapai oleh pembentuk negara tersebut. Tujuan negara sangat erat hubungannya dengan organisasi dari negara yang bersangkutan. Tujuan negara juga sangat penting artinya untuk mengerahkan segala kegiatan dan juga sekaligus menjadi pedoman dalam penyusunan dan pengendalian alat perlengkapan negara serta kehidupan rakyatnya. Tujuan masing-masing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial budaya, kondisi geografis, sejarah pembentukannya, serta pengaruh politik dari penguasa yang bersangkutan.
Banyak tokoh yang mengemukakan tujuan negara dengan berbagai pendapatnya yaitu diantaranya:
·         Plato; mengemukakan tujuan negara untuk memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai sosial.
·         Roger F. Soltau; mengemukakan tujuan negara adalah untuk memungkinkan rakyat berkembang serta mengungkapkan daya ciptanya sebebas mungkin.
·         Harold J. Laski; mengemukakan tujuan negara untuk menciptakan keadaan yang di dalamnya rakyat dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.
               .     Thomas Aquino dan Agustinus; mengemukakan tujuan negara untuk mencapai penghidupan 
                      dan kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada dan dibawah pimpinan Tuhan. 
                      Pemimpin negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan yang 
                      diberikan kepadanya.


Nah, dari pengertian, fungsi dan tujuan dari didirikannya sebuah negara yang sudah dijelaskan di atas, apakah sudah cocok dengan apa yang kita dapat di tempat kita berada sekarang? Sepertinya jauh berbeda. Memang beberapa sudah berjalan, namun masih memiliki beberapa lubang dan cacat di beberapa tempat. Sehingga tak jarang kita mendengar bahwa badan negara yang ditugasi mengawas dan menghukum orang-orang yang terlibat dengan korupsi malah ikut terlibat di dalamnya. Sebut saja KPK dan POLRI. Bukan hanya mereka saja, namun dari setiap unsur departemen pemerintah yang ada semuanya sudah berkembang virus yang dinamakan kebohongan. Virus yang dapat merusak citra, jati diri dan generasi bangsa kedepannya. Pertanyaannya, sampai kapan hal ini akan berlangsung?