Kamis, 23 September 2010

KONSTANTA KESETIMBANGAN, Kc

Bagi yang mau laporan lengkap dengan rumus2 mejelimetnya, silahkan klik tautan berikut:
INI ASLINYA DENGAN RUMUS" MEJLIMETNYA....

Reaksi kimia terdiri dari 2 macam yaitu, reaksi irreversible dan reaksi reversible. Reaksi irreversible adalah reaksi kimia yang tidak dapat dapat kembali lagi menjadi reaktan setelah terbentuknya suatu produk. Reaksi reversible adalah suatu reaksi kimia yang berlangsung dua arah, yaitu produk dapat membentuk reaktan kembali. Pada reaksi kesetimbangan kimia, dapat terjadi reaksi dua arah (reversible). Berdasarkan fasa reaktan dan produk suatu reaksi, reaksi kesetimbangan dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan yang memiliki fasa reaktan dan produk sama. Misalkan reaktan berwujud gas dan produk juga berwujud gas. Kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang memiliki fasa reaktan dan produk tidak sama. Misalkan reaktan berwujud padat dan produk berwujud gas. Hukum kesetimbangan menyatakan jika reaksi sudah mencapai kesetimbangan, tidak akan terjadi perubahan konsentrasi reaktan dan produk.

Tetapan kesetimbangan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan koefisien reaksinya dibagi hasil kali reaktan dipangkatkan koefisien reaksinya. Tetapan kesetimbangan mempunyai nilai yang tetap pada suhu tertentu. Jika reaktan dan produk dinyatakan dengan konsentrasi, maka tetapan kesetimbangan ditulis dengan simbol Kc. Tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan tekanan parsial ditulis dengan simbol Kp. Pada reaksi heterogen, tetapan kesetimbangan tidak menyertakan zat yang berwujud padat atau cair. Tetapan kesetimbangan memiliki beberapa manfaat antara lain yaitu:


1.       Meramalkan reaksi kesetimbangan secara kualitatif, yaitu jika harga Kc besar, maka reaksi kesetimbangan banyak mengandung produk, dan sebaliknya.
2.       Meramalkan arah reaksi kesetimbangan, yaitu jika QKc, maka reaksi berlangsung ke kiri. Q adalah hasil bagi antara konsentrasi produk dan reaktan pada keadaan apapun.
  3.    Menghitung konsentrasi pada reaksi kesetimbangan.


Menurut Le Chatelier, suatu sistem kesetimbangan akan tetap mempertahankan posisinya jika terdapat perubahan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran reaksi kesetimbangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi kesetimbangan adalah sebagai berikut.
1.      Perubahan Konsentrasi. Jika konsentrasi reaktan diperbesar, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke produk, demikian sebaliknya.
2.      Perubahan volume. Jika volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien zat yang besar, sebaliknya jika diperkecil volumenya, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien zat yang kecil. Tetapi perubahan volume tidak berpengaruh jika jumlah koefisien reaktan dan produk sama.
3.      Perubahan tekanan. Merupakan kebalikan dari perubahan volume. Jika tekanan diperbesar maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien zat yang lebih kecil, demikian sebaliknya.
4.      Perubahan suhu. Jika suhu dinaikkan, reaksi bergeser ke reaksi endoterm. Sedangkan jika suhu diturunkan, reaksi bergeser ke eksoterm. Perubahan suhu mengakibatkan perubahan harga tetapan kesetimbangan.
5.  Katalis. Penambahan katalis tidak akan menggeser reaksi kesetimbangan karena katalis hanya berfungsi mempercepat laju reaksi.


  Dalam  pengukuran konstanta kesetimbangan, pada prakteknya akan ditemui beberapa kesulitan. Dalam menentukan harga Kc suatu reaksi, pertama-tama reaksi harus ditunggu sampai mencapai kesetimbangan. Kemudian konsentrasi reaktan dan produk diukur dan baru nilai Kc dapat ditentukan. Akan tetapi, dalam pengukuran konsentrasi reaktan atau produk sering kali sejumlah larutan diambil untuk dianalisis. Pengambilan larutan ini akan mempengaruhi kesetibangan. Idealnya harus digunakan suatu metode yang tidak melibatkan pengambilan larutan untuk dianalisis. Salahsatu metode yang tidak melibatkan pengambilan larutan dalam menentukan konsentrasi reaktan atau produk adalah metode kalorimeter.

Reaksi ini berlangsung sangat lambat, tetapi dapat dikatalisis oleh ion H+. Walaupun telah dikatalisis, untuk mencapai keseimbangan masih dibutuhkan beberapa hari. Karena reaksi berlangsung sangat lambat, konsentrasi reaktan maupun produk dapat ditentukan dengan titrasi yang dilakukan dengan cepat. Titrasi yang dilakukan dengan cepat diharapkan tidak mengganggu kesetimbangan secara nyata.

HUKUM HESS

          Hai teman-teman... ada yang masih ingat bagaimana bunyi kukum Hess? wah, bagi para penggemar kimia fisika, harus tahu betul nih. Karena hukum ini yang menyangkut tentang kalor yang terjadi dalam setiap reaksi. Nah, silahkan baca aja blog saia ini. bagi yang mau download aslinya yang lengkap dengan rumus2nya, silahkan klik disini
         Bunyi Hukum Hess yaitu “kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan keadaan akhir”. Maksudnya jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau lebih, maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahapan reaksinya. Jadi Hukum Hess adalah suatu hukum yang mengemukkan bahwa setiap reaksi memiliki ∆H tetap dan tidak bergantung pada jalan reaksinya atau jumlah tetap reaksi melainkan hanya tergantung dari keadaan awal dan keadaan akhir.

            Hukum Hess menyatakan bahwa besarnya entalpi dari suatu reaksi tidak ditentukan oleh jalan atau tahap reaksi, tetapi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan keadaan akhir suatu reaksi, Selain itu Hukum Hess juga menyatakan bahwa entalpi suatu reaksi merupakan jumlah total dari penjumlahan kalor reaksi tiap satu mol dari masing-masing tahap atau orde reaksi. Oleh karena itu, besarnya H dapat ditentukan hanya dengan mengetahui kalor reaksinya saja. Dasar hukum Hess ini adalah entalpi atau energi internal adalah besaran yang tidak tergantung pada jalannya reaksi. Suatu reaksi kadang-kadang tidak hanya berlangsung melalui satu jalur akan tetapi bisa juga melalui jalur lain dengan hasil yang diperoleh adalah sama.
Dalam melakukan perubahan entalpi dari suatu reaksi kita terlebih dahulu harus memahami bahwa perubahan entalpi tersebut adalah suatu sifat yang ekstensif, artinya perubahan entalpi berbanding lurus dengan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi, selain itu perubahan entalpi akan berubah bila arah reaksi berbalik. Konsep ini sangat berguna dalam memahami hukum Hess.

              Pada percobaan ini dilakukan reaksi penetralan asam basa karena digunakan HCl (asam) dan NaOH (basa) yang menghasilkan H2O. Reaksi ini juga disebut dengan reaksi penggaraman karena menghasilkan garam NaCl. Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran perubahan entalpi dengan menggunakan kalorimeter atau alat pengukuran zat. Percobaan ini dilakukan dalam dua arah dalam reaksi endoterm yaitu arah satu dan arah dua. Menurut Hukum Hess besarnya H reaksi akan sama pada arah satu dan arah dua, karena nilai H tidak bergantung pada jalan atau tahap reaksi, namun hanya ditentukan pada keadaan awal dan keadaan akhirnya saja.

               Untuk reaksi arah 1, langkah pertama yang dilakukan adalah pelarutan kristal NaOH sebanyak 4,0960 gram ke dalam aquades sebanyak 25 mL yang suhunya 28,5oC. Pelarutan kristal ini melepaskan sejumlah energi yang ditandai dengan terbentuknya panas pada larutan yang mengakibatkan suhu naik menjadi 34oC. Reaksi terus berlangsung hingga panas yang dilepaskan menjadi maksimal dan suhunya menjadi 45oC. Reaksi terhenti ketika suhu larutan menurun menjadi 43oC. Dalam hal ini, energi yang dilepaskan dihitung sebagai ΔH1 dengan perubahan suhu ΔT1 dengan tetapan kalorimeter adalah 69,67 J/oC.

               Pada langkah kedua (tahap penetralan) digunakan larutan HCl sebanyak 25 ml yang dituangkan pada menit ke-9 dengan suhu larutan HCl adalah 33oC. Penambahan ini menyebabkan suhu campuran dalam kalorimeter naik menjadi 55,5oC dan suhu maksimalnya mencapai hingga 56,5oC. Reaksi terhenti pada suhu 56,5oC dan suhu perlahan turun hingga reaksi pembentukan NaCl sempurna pada saat suhu 46oC yang ditandai dengan konstanya suhu pada 46oC. Pada tahap ini dapat ditentukan ΔH2 dengan perubahan suhu ΔT2.

Runyamnya buat blog..... mahap kalau agak ancur. bagi yang mau yang ga ancur, silahkan download disini

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU


Teman, berikut saya posting laporan praktikum kimia fisika tentang kelarutan sebagai fungsi suhu. masalahnya, banyak ada persamaan. Jadi bagi yang mau download laporan penuhnya, silahkan klik disini
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Adapun cara menentukan kelarutan suatu zat ialah dengan mengambil sejumlah tertentu pelarut murni, misalnya 1 liter. Kemudian memperkirakan jumlah zat yang dapat membentuk larutan lewat jenuh, yang ditandai dengan masih terdapatnya zat padat yang tidak larut. Setelah dikocok ataupun diaduk akan terjadi kesetimbangan antara zat yang larut dengan zat yang tidak larut.  
Suatu larutan jenuh merupakan keseimbangan dinamis. Kesetimbangan tersebut akan dapat bergeser bila suhu dinaikkan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila suhu dinaikkan, karena umumnya proses pelarutan bersifat endotermik. Pengaruh kenaikkan suhu pada kelarutan zat berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam percobaan ini, kristal H2C2O4.2H2O dilarutkan dalam 50 mL aquades yang besuhu sekitar 600C, pelarutan kristal H2C2O4.2H2O dilakukan hingga membentuk larutan jenuh yang ditandai dengan terbentuknya endapan larutan yang dibuat kemudian larutan diperlakukan sehingga suhu larutan sesuai pada kondisi suhu yang telah ditentukan. Untuk dapat menentukan kelarutan kristal H2C2O4.2H2O pada berbagai temperatur dapat dilakukan dengan cara mentitrasi larutan jenuh H2C2O4.2H2O dan kemudian menentukan volume titran yang digunakan dalam titrasi tersebut. Pada percobaan ini digunakan larutan NaOH 0,2N dan 0,5N sebagai titran. Penggunaan larutan NaOH yang berbeda konsentrasi bertujuan untuk menentukan kelarutan kristal H2C2O4.2H2O pada titrat dengan teliti dan tepat. Pada percobaan ini NaOH 0,2N digunakan untuk mentitrasi larutan jenuh H2C2O4.2H2O pada t = 19oC dan NaOH 0,5N digunakan untuk mentitrasi larutan jenuh H2C2O4.2H2O pada t =29oC, perlakuan ini bertujuan karena diperkirakan pada suhu 19oC kristal H2C2O4.2H2O yang melarut lebih sedikit dibandingkan pada suhu 29oC. Sehingga konsentrasi larutan jenuh H2C2O4.2H2O pada suhu 19oC akan lebih kecil dibandingkan pada suhu 29oC. 
Penggunaan konsentrasi NaOH yang berlainan dalam tiap titrasi larutan jenuh H2C2O4.2H2O pada suhu yang berbeda bertujuan memperkecil kesalahan titrasi yang disebabkan karena perubahan warna indikator. Misalnya pada titrasi larutan jenuh H2C2O4.2H2O pada suhu 19oC digunakan larutan NaOH dengan konsentrasi 0,2N, hal ini bertujuan agar indikator dapat memberikan perubahan warna yang signifikan pada kelebihan titran yang kecil selain itu dengan penggunaan NaOH 0,2N diharapkan larutan jenuh H2C2O4.2H2O pada suhu 19oC bereaksi dengan tepat sehingga kemungkinan kelebihan NaOH dalam larutan menjadi kecil dibandingkan dengan menggunakan NaOH 0,5N sebagai titran pada titrasi larutan jenuh H2C2O4.2H2O pada suhu 19oC. Adapun cara untuk menentukan kelarutan kristal H2C2O4.2H2O pada berbagai suhu yakni dengan menentukan molaritas larutan jenuh H2C2O4.2H2O melalui titrasi. 
 Hasilnya bisa dilihat disini

Selasa, 14 September 2010

Cara Menghilangkan Ngantuk

Huaaahheeemm......
Entah bagaimana prosesnya, mau ga mau setiap kita mengantuk, pasti akan menguap. Seringkali kita menghadapi kantuk yang luar biasa ketika sedang mengerjakan tugas. Kantuk merupakan gejala yang dialami setiap manusia. Gejala ini timbul karena adanya rangsangan dari syaraf-syaraf tubuh kita yang mulai kelelahan. Terutama syaraf mata. Yang namanya sudah mengantuk, pasti yang diserang adalah mata. Ditandai dengan mata yang berat untuk dibuka, hidung meler, serta menguap.

Bagi pelajar, khususnya mahasiswa, tentunya sering mendapat tugas yang banyak dari kampus. Hal ini mengakibatkan seorang mahasiswa wajib melaksanakan SKS (sistem kebut semalam). Nah, terkadang ketika kita sedang asyiknya mengerjakan tugas, kantuk menyerang. Bagi sebagian orang, dengan meminum secangkir kopi hangat maka akan dapat menghilangkan rasa kantuk tersebut. Nah, bagaimana dengan oang-orang yang memiliki rasa kantuk yang berlebih?

Ada  beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan rasa kantuk. Cara yang paling tepat dan efisien adalah dengan tidur. Dijamin dengan tidur, siapapun yang mengantuk akan segar kembali. Tentunya dengan waktu yang cukup. Nah, bagaimana dengan yang masih memiliki tugas? 

Berdasarkan pengalaman yang saya peroleh, kantuk dapat dihilangkan dengan dua cara. Pertama dengan menggerakkan badan, kedua dengan menambah daya syaraf untuk kembali beroprasi. Cara yang pertama yaitu dengan menggerakkan badan, dimana jika anda mengantuk lakukan gerakan yang dapat memacu peredaran darah lebih cepat. Misalnya saja dengan melakukan push up, sit up, ataupun pull up (restok). Dapat juga dengan melakukan gerakan lari atau dapat juga dengan menampar kedua pipi kita.

Cara yang kedua yaitu dengan menegangkan kembalu syaraf seluruh tubuh, baik dengan menggunakan multivitamin ataupun dengan minum-minuman yang hangat. Cuci muka juga dapat meningkatkan ketegangan syaraf yang ada dimuka. Dengan menegangnya syaraf, maka niscaya kantuk akan segera hilang.
'
Lalu bagaimana dengan tugas yang harus dikumpul bsok sedangkan mata udah ga bisa diajak konfromi. Maka hal ini dapat disiasati degan cara mempersiapkan kegiatan begadang. antara lain dengan tidur siang, makan yang cukup serta jogging sore. disamping itu dengan melakukan gayung bersambut dalam membuat tugas. Artinya, selama proses pembuatan tugas, juga diselingi dengan istirahat tidur setiap 2 jam selama 5 menit. 

Sabtu, 04 September 2010

LPJ Keuangan HUT 26 HMJ P KIMIA 2010


Hai, teman-teman HMJ Kimia yang ganteng dan caem..... berhubung LPJ HUT 26 yang telah lalu akan dilaksanakan, mohon kesedian teman-teman untuk membantu memeriksa laporan keuangan yang nantinya akan dilaporkan. Dengan membuka tautan ini, maka akan keluar laporan keuangan HUT. Mohon dikoreksi bersama, jika ada yang salah atau ada yang ingin memberikan masukan, silahkan tinggalkan comment di blog ini. LPJ akan dilaksanakan setelah tanggal 12 September, berhubung tidak semua koordinator dapat hadir sebelum tanggal yang dimaksud. untuk laporan selengkapnya, bisa di DOWNLOAD DISINI..

Oya, bagi yang namanya tercantum dalam  
DAFTAR PIUTANG, jika tidak ingin disebutkan dalam LPJ, bisa melunasi secepatnya dengan menghubungi bendahara HUT, widha

JUMLAH PENGELUARAN TOTAL
NO
SIE
JUMLAH (Rp)
1.       
Pengeluaran Umum
25,795,750
2.       
Sie Kesekretariatan
611,700
3.       
Sie Acara dan Lomba
82,604
4.       
Sie Pameran
134,250
5.       
Sie Pagelaran
2,795,050
6.       
Sie Humas
690,000
7.       
Sie Penggalian Dana
3,063,400
8.       
Sie Publikasi dan Dokumentasi
543,900
9.       
Sie Perlengkapan
1,240,950
10.   
Sie Kerohanian
2,164,500
11.   
Sie PP
96,400
12.   
Sie Konsumsi
14,332,973
13.   
Sie Pelatihan Guru
1,557,300
14.   
Sie Soal SMA
391,850
15.   
Sie Soal SMP
237,000
JUMLAH
53,737,627

SALDO AKHIR
= PEMASUKAN – PENGELUARAN
=  (52,385,000 + 4,003,300)- 53,737,627
= 56,388,300 - 53,737,627
= 2,650,673