Belajar kimia memang tidak pernah lepas dari perhitungan. Kebetulan saya dapat cara berhitung cepat dari blog tetangga, karena saya rasa in bermanfaat bagi pembelajar maka saya poskan saja. Cara ini saya dapatkan dari blognya AnthonyHarman semoga bermanfaat..
Perkalian 9, 99, atau 999
Mengalikan dengan 9 sebenarnya adalah mengalikan dengan 10-1.
Jadi, 9×9 sama saja dengan 9 x (10-1) = 9×10-9 = 90-9 = 81.
Ayo coba contoh yang lebih sulit:
46×9 = 46× (10-1) = 460-46 = 414.
Satu contoh lagi:
68×9 = 680-68 = 612.
Untuk perkalian 99, artinya kita mengalikan dengan 100-1.
Jadi, 46×99 = 46 x (100-1) = 4600-46 = 4554.
Kalo udah gitu, kalian semua pasti tahu bahwa perkalian 999 sama dengan perkalian 1000-1
38×999 = 38 x (1000-1) = 38000-38 = 37962.
Masih bisa ngikuti? ayo kita lanjut
Perkalian 11
Perkalian 11 artinya kita menjumlahkan sepasang angka, kecuali bagi angka yang ada di bagian ujung. Lebih jelasnya gw jelasin di bawah ini :
Untuk perkalian 436 dengan 11 mulailah dari kanan ke kiri (selalu dari kanan ke kiri ya...)
Pertama tulis 6 lalu jumlahkan 6 dengan angka di sebelahnya yaitu 3 sehingga didapatkan angka 9.
Tuliskan 9 disebelah kiri 6.
Lalu jumlahkan 3 dengan 4 untuk mendapat angka 7. Tuliskan angka 7.
Terakhir tuliskan angka yang paling kiri yaitu 4.
Jadi, 436×11 = 4796.
Ayo kita buat contoh yang lebih sulit:
3254×11.
(3)(3+2)(2+5)(5+4)(4) = 35794.
Ingat selalu mulai dari kanan ke kiri yak!
Sekarang contoh yang lebih sulit lagi:
4657×11.
(4)(4+6)(6+5)(5+7)(7).
Mulai dari kanan tuliskan angka 7.
Lalu 5+7=12.
Tuliskan 2 dan simpan angka 1.
6+5 = 11, tambah 1 yang tadi kita simpan = 12.
Sekali lagi tuliskan 2 dan simpan 1.
4+6 = 10, tambah 1 yang tadi kita simpan = 11.
So, tuliskan 1 dan simpan 1.
Terakhir angka paling kiri, 4, tambahkan dengan 1 yang tadi kita simpan.
Jadilah, 4657×11 = 51227 .
Hehehe, mantepkan? ini masih ga terlalu sulit...ayo jalan lagi
Perkalian 5, 25, or 125
Perkalian dengan 5 sama saja mengalikan dengan 10 lalu di bagi 2. Sebagai catatan, untuk perkalian dengan 10 cukup tambahkan 0 di dibagian belakang angka
Contoh :
1000 x 5 = 5000
Lagi, 12×5 = (12×10)/2 = 120/2 = 60.
Contoh yang lain:
64×5 = 640/2 = 320.
Juga, 4286×5 = 42860/2 = 21430.
Untuk perkalian 25, sama saja kita kalikan dengan 100 (tambahkan dua angka 0 di bagian belakang) kemudian di bagi dengan 4. CATATAN : Untuk pembagian dengan 4, kita bisa juga membagi dengan 2 sebanyak dua kali
64×25 = 6400/4 = 3200/2 = 1600.
58×25 = 5800/4 = 2900/2 = 1450.
Untuk perkalian 125, sama saja kita kalikan dengan 1000 (tambahkan tiga angka 0 di bagian belakang) kemudian di bagi dengan 8. CATATAN : Untuk pembagian dengan 8, kita bisa juga membagi dengan 2 sebanyak tiga kali
32×125 = 32000/8 = 16000/4 = 8000/2 = 4000.
48×125 = 48000/8 = 24000/4 = 12000/2 = 6000.
Mudah kan? hehehe melangkah lagi!
Mengalikan dua bilangan yang mempunyai selisih 2, 4, atau 6
Untuk perkalian seperti ini gw langsung kasi contoh ya
Ambil contoh : 12×14. (14 - 12 = 2...jadi metode ini bisa dipakai)
Pertama kita cari angka tengah antara 12 dan 14...So,
12
13
14
(artinya 13 adalah angka tengah), berikutnya kita tinggal membuat perkalian 13 x 13 lalu di kurangi 1...
12×14 = (13×13)-1 = 168.
16×18 = (17×17)-1 = 288.
99×101 = (100×100)-1 = 10000-1 = 9999
Jika selisih dua bilangan tersebut adalah 4, sama seperti tadi kita cari angka tengahnya...buat pemangkatan, lalu kurangi dengan 4,
Ok ini contohnya :
11×15 = (13×13)-4 = 169-4 = 165.
13×17 = (15×15)-4 = 225-4 = 221.
Jika selisih dua bilangan tersebut adalah 6, sama seperti tadi kita cari angka tengahnya...buat pemangkatan, lalu kurangi dengan 9,
Ok ini contohnya :
12×18 = (15×15)-9 = 216.
17×23 = (20×20)-9 = 391.
Hehehe...trik ini bisa di pakai bukan hanya untuk belasan tapi bisa sampai ribuan...
Pemangkatan bilangan puluhan yang berakhiran 5
Untuk yang ini bener2 gampang kok..
Contoh kita mau ngitung berapakah 35 x 35
Kita tinggal mengalikan 3 x 4 = 12 (angka 4 di dapat dari 3 tambah 1)
Kemudian 5 x 5 = 25
Jadi 35 x 35 = 1225
Mudahkan?
Contoh lagi : 65 x 65
Kalikan 6 x 7 = 42 (angka 7 di dapat dari 6 tambah 1)
Kemudian 5 x 5 = 25
Jadi 65 x 65 = 4225
Dari situ kita tahu bahwa pemangkatan bilangan puluhan berakhiran 5 pasti angka belakangnya 25
So, 85 x 85 = 7225 (tahukan dari mana dapetinnya?)
Perkalian puluhan dimana digit pertama adalah sama dan jumlah digit kedua adalah 10
Contohnya kita ingin mengalikan 42 x 48...
Disini terlihat bahwa digit pertama puluhan di atas adalah sama yaitu 4
sedangkan jumlah dari digit kedua adalah 2 + 8 = 10
Cara cepatnya sederhana saja :
Kita kalikan 4 dengan 4+1 Jadi gini hasilnya 4 x (4+1) = 4 x 5 = 20
Tuliskan angka 20
Lanjut lagi kalikan 2 dengan 8 Jadi gini hasilnya 2 x 8 = 16
Tuliskan angka 16
Jadilah 42 x 48 = 2016
Gampang kan? contoh lagi
64 x 66
Kita buat
6 x (6+1) = 6 x 7 = 42
6 x 4 = 24
Hasilnya
64 x 66 = 4224
Masih bingung?
Contoh lagi :
83 x 87
Rumusnya...
8 x (8+1) = 8 x 9 = 72
3 x 7 = 21
Hasilnya
83 x 87 = 7221
Ok ? Hehehehe... ajarkan ini ke putra putri anda
Nah untuk yang berikut ini agak sedikit rumit...tapi kalo disimak bisa kok bro
Pemangkatan Puluhan
Ini perlu sedikit konsentrasi. Ambil contoh kita ingin melakukan pemangkatan 58 alias 58 x 58
Langkah 1 :
Kalikan 5 dengan 5, 5 x 5 = 25
Kalikan 8 dengan 8, 8 x 8 = 64
Tuliskan ke dua hasil tadi dan jadilah 2564
Langkah 2 :
Kalikan 5 dengan 8 = 40
Gandakan hasil tersebut, 40 x 2 = 80
Tambahkan 1 angka 0, jadilah 800
Langkah 3 :
Jumlahkan 2564 dengan 800, 2564 + 800 = 3364
Itulah hasilnya 58 x 58 = 3364
Hehehe....masih bingung?
yuk contoh lagi yuk
32 x 32
Langkah 1 :
3 x 3 = 9 ----> tapi tuliskan 09 ya supaya 2 digit bisa tercipta
2 x 4 = 4 ----> tapi tuliskan 04 ya supaya 2 digit bisa tercipta
Kedua hasil di tulis menjai 0904
Langkah 2 :
3 x 2 = 6 GANDAKAN 6 x 2 = 12
Tambahkan satu 0 dibelakangnya dan jadilah 120
Langkah 3 :
120 + 0904 ----> artinya 120 + 904 = 1024
Itulah hasilnya 32 x 32 = 1024
Mantep kan?
Mau coba lagi?
Boleh!
67 x 67
6 x 6 = 36
7 x 7 = 49
Jadi, 3649
6 x 7 x 2 = 84 tambah satu 0 jadi 840
3649 + 840 = 4489
Sehingga 67 x 67 = 4489
Kalikan dengan 2, bagi dengan 2
Kalau anak2 kita mengalami kesulitan pengalian yang besar kita bisa ajarkan ke mereka untuk membagi dengan 2 dan mengalikan dengan 2
Ini contohnya : kita ingin mengalikan 14 x 16
Maka yang kita lakukan adalah...kalikan salah satu (antara 14 atau 16) dengan 2, dan bagikan salah satu (14 atau 16) dengan 2, hingga kita mendapatkan perkalian yang mudah
14×16 = 28×8 = 56×4 = 112×2 = 224.
Contoh lain: 12×15 = 6×30 = 180
48×17 = 24×34 = 12×68 = 6×136 = 3×272 = 816.
Pada dasarnya lebih mudah menghitung 6 x 30 dari pada 12 x 15 kan?
Lebih mudah menghitung 122 x 2 dari pada 14 x 16
Selalu awali hari dengan tersenyum. Berusaha untuk jadi orang yang lebih berguna bagi lebih banyak orang.
Jumat, 31 Desember 2010
Kamis, 23 Desember 2010
OKSIDASI β- ASAM LEMAK
Untuk lebih jelasmengenai materi ini, dapat dilihat pada link berikut. Juga dilengkapi dengan gambar dan bagan-bagan proses terjadinya reaksi.
Asam lemak diangkut di dalam darah dalam bentuk asam lemak bebas. Asam lemak bebas merupakan asam lemak yang terdapat dalam keadaan tak teresterifikasi. Dalam plasma, asam lemak bergabung dengan albumin, dan di dalam sel, senyawa tersebut melekat pada protein pengikat asam lemak atau protein-Z, sehingga dalam kenyataannya senyawa-senyawa asam lemak tidak pernah benar-benar bebas. Asam lemak dengan rantai pendek bersifat lebih larut dalam air dan terdapat dalam bentuk asam tak terionisasi atuanion asam lemak.
Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA ataupun disintesis dari asetil KoA. Meskipun bahan pankal proses yang satu sam dengan produk proses yang lain dan tahap-tahap kimiawi yang terlibat dapat disamakan, namun oksidasi asam lemak bukan pembalikan-sederhana biosinteisis asam lemak, melainkan suatu proses yang secara keseluruhan berbeda dan berlangsung dalam kompartemen sel yang terpisah. Pemisahn oksidasi asam lemak terkendali secara sendiri-sendiri dan terintegrasi dengan kebutuhan jaringan jaringan.
Oksidasi asam lemak berlangsung dalam mitokondria; setiap tahap melibatkan derivat asil-KoA yang dikatalisis oleh enzim tersendiri, menggunakan NAD serta FAD sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP. Sedangkan biosintesis asam lemak berlangsung dalam sitosol, melibatkan derivay asil yang secara kontinyu melekat pada suatu kompleks multienzim, menggunakan NADP sebagai koenzim serta memerlukan ATP dan ion bikarbonat. Oksidasi asam lemak merupakan proses aerob yang memerlukan kehadiran oksigen.
Dalam oksidasi β (gambar 01), 2 atom karbon dipecah sekaligus dari asil-KoA, dengan dimulai dari ujung karboksil. Rantai tersebut diputus diantara atom karbon-α(2) dan –β(3), sehingga proses ini dinamakan oksidasi β.Tahap pertama dari reaksi ini adalah mengaktifkan asam palmitat bebas dengan asetil koenzim A di dalam sitoplasma oleh asil KoA sintetase menghasilkan palmitiol KoA. Pada reaksi ini (gambar 02) sebagai sumber energi dipakai satu molekul ATP untuk satu molekul palmitil koenzim-A yang terbentuk. Disini terjadi pemecahan ikatan posfat berenergi tinggi: terhidrolisisnya ATP menjadi AMP + PPi, dan terurainya Ppi menjadi 2 Pi oleh enzim pirofosfatase.
Pada tahap berikutnya, palmitoil koenzim A diangkut dari sitoplasma dalam mitokondrion dengan bantuan molekul pembawa, karnitin, yang terdapat dalam membran mitokondrion
Reaksi tahap ketiga adalah proses dehidrogenasi palmitoil koenzim-A yang telah berada di tahap mitokondrion dengan asil-KoA dehidrogenase, menghasilkan senyawa enoil KoA (gambar 05). Pada reaksi ini, FAD (flavin adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai koenzim direaduksi menjadi FADH2 (satu molekul FADH2 menghasilkan dua molekul ATP).
Pada tahap reaksi keempat, ikatan rangkap pada enoil koenzim-A dihidratasi menjadi 3-hidroksipalmitoil koenzim-A oleh enzim enoil koenzim-A hidratase
Reaksi tahap kelima adalah dehidrogenase dengan enzim 3-hidroksil koenzim A dehidrogenase dan NAD+ sebagai koenzimnya. Pada reaksi ini (Gambar 07) 3-hidroksipalmitoil koenzim-A dioksidasi menjadi 3-ketopalmitoil koenzim-A, sedangkan NADH yang terbentuk dari NAD+ dapat dioksidasi kembali melaui mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi yang dirangkaikan dengan dengan rantai pernafasan menghasilkan 3 molekul ATP.
Reaksi tahap akhir adalah mekanisme oksidasi-β adalah pemecahan molekul dengan enzim asetil KoA asetil transferase, atau disebut juga tiloase. Pada reaksi ini satu molekul koenzim-A bebas berinteraksi dengan 3-ketopalmitoil KoA menghasilkan satu molekul KoA dan sisa rantai asam lemak dealam bentuk bentuk koenzim-A yang mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek dari palmitoil koenzim A semula
Asam lemak tak jenuh tunggal adalah asam lemak yang memgandung satu ikatan rangkap. Biosintesis asam lemak berlangsung dalam sitoplasma. Sehubungan dengan asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acids) yang nonesensial, beberapa jaringan termasuk hati dianggap bertanggung jawab atas pembentukannya dari asam lemak jenuh. Ikatan rangkap pertama yang disisipkan ke dalam asam lemak jenuh hampir selalu berada pada posisi D9. Sebuah sistem enzim, yakni D9 desaturase di dalam retikulum endoplasma, akan mengkatalisis konversi palmitoil-KoA menjadi pamitoleil-KoA, atau steroil-KoA menjadi oleil-KoA. Oksigen dan salah satu dari NADH atau NADPH diperlukan untuk reaksi tersebut. Enzim tersebut tampaknya serupa dengan suatu sistem monooksigenase yang melibatkan sitokrom b5 (hidroksilase). Enzim tersebut terdiri atas tiga komponen protein, yaitu NADH-sitokrom b5 reduktase, sitokrom b5 dan desaturase yang sensitif-sianida serta mengandung besi nonheme. Mekanisme pengeluaran hidrogen dari rantai asil belum dipahami sepenuhnya.
LITHIUM
Litium atau nama asalnya Lithium, ialah adalah sejenis unsur kimia yang mempunyai nombor atom 3 dan tergolong didalam kumpulan logam alkali. Litium adalah sejenis logam lembut, berwarna putih keperakan dan sangat aktif terhadap air dan udara. Litium juga merupakan unsur logam paling ringan yang pernah dijumpai. Logam ini digunakan sebagai aloi pindahan haba di dalam bateri, dan salah satu komponen di dalam sesetengah ubat contohnya penstabil perasaan.
Menurut teorinya, litium (kebanyakan 7Li) adalah salah satu dari sedikit unsur yang disintesis dalam kejadian Dentuman Besar walaupun kelimpahannya sudah jauh berkurang. Sebab-sebab menghilangnya litium dan proses pembentukan litium yang baru menjadi topik penting dalam astronomi. Litium adalah unsur ke-33 paling melimpah di bumi,[1] namun oleh karena reaktivitasnya yang sangat tinggi membuat unsur ini hanya bisa ditemukan di alam dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain. Litium ditemukan di beberapa mineral pegmatit, namun juga bisa didapatkan dari air asin dan lempung. Pada skala komersial, logam litium didapatkan dengan elektrolisis dari campuran litium klorida dan kalium klorida.
Sekelumit litium terdapat dalam samudera dan pada beberapa organisme walaupun unsur ini tidak berguna pada fungsi biologis manusia. Walaupun demikian, efek neurologi dari ion litium Li+ membuat garam litium sangat berguna sebagai obat penstabilan suasana hati. Litium dan senyawa-senyawanya mempunyai beberapa aplikasi komersial, meliputi keramik dan gelas tahan panas, aloi dengan rasio kekuatan berbanding berat yang tinggi untuk pesawat terbang, dan baterai litium. Litium juga memiliki tempat yang penting dalam fisika nuklir.
1. Sejarah
Litium (Yunani lithos, bererti "batu") telah ditemui oleh Johann Arfvedson pada 1817. Arfvedson menjumpai unsur ini di dalam mineral spodumen dan lepidolit (di dalam petalit), LiAl(Si2O5)2, semasa beliau menganalisa spesimen daripada pulau Utö di Sweden. Pada tahun 1818 Christian Gmelin merupakan orang pertama yang mencerap warna garam litium apabila dibakar, iaitu warna merah terang. Arfvendson dan Gmelin cuba mengasingkan unsur tersebut daripada garamnya namun kedua duanya gagal.
Unsur ini tidak berjaya diasingkan sehinggalah W.T. Brande dan Sir Humphrey Davy menggunakan kaedah elektrolisis ke atas litium oksida. Penghasilan komersil logam litium pula berjaya dilakukan oleh syarikat Jerman Metallgesellschaft AG melalui kaedah elektrolisis ke atas litium klorida dan kalium klorida.
2. Sifat-sifat
Litium ialah logam yang paling ringan di dunia dan mempunyai ketumpatan yang hanya separuh daripada ketumpatan air. Seperti kebanyakan logam alkali, Litium sangat mudah bertindak balas terhadap air dan oleh sebab itu, Litium tidak didapati secara semula jadi. Apabila Litium dipanaskan, logam ini akan menghasilkan cahaya yang berwarna putih.
Litium perlu disimpan di dalam cecair hidrokarbon tidak mudah bakar seperti nafta. Selain itu, litium tidak memainkan peranan dalam biologi semulajadi dan dianggap sedikit toksik. Ini bermakna, jika litium digunakan sebagai drug, kepekatan darah perlu diawasi.
3. Kegunaan
Disebabkan muatan habanya yang tinggi, Litium digunakan di dalam aplikasi pemindahan haba. Litium juga mempunyai keupayaan elektrokimia yang tinggi. Ini membolehkannya digunakan sebagai anod bateri. Kegunaan lain adalah seperti berikut:
Ø Garam Litium contohnya Litium karbonat (Li2CO3), Litium sitrat, and Litium orotat adalah penstabil modus yang digunakan dalam rawatan kecelaruan dwikutub. Litium juga digunakan sebagai antidepresan
Ø Litium klorida and lithium bromida bersifat higroskopik dan seringkali digunakan sebagai desiccant.
Ø Litium sterat digunakan sebagai pelincir bersuhu tinggi serbaguna.
Ø Litium ialah agen pengaloian bagi mensintesis sebatian organik, dan digunakan juga di dalam aplikasi nuklear.
Ø Litium juga digunakan di dalam pembuatan kaca dan seramik. Contohnya kaca
Ø Litium digunakan di dalam teleskop bersaiz 200 inci yang terletak di Gunung Palomar.
Ø Litium hidroksida digunakan untuk mengeluarkan karbon dioksida daripada udara di dalam pesawat angkasa and kapal selam.
Ø Aloi Litium bersama aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan digunakan untuk menghasilkan komponen pesawat udara yang berprestasi tinggi.
4. Hidrida
Litium hidrida, LiH, senyawa kristalin tak bewarna (titik leleh (melting point, mp) 680 oC). Li+ dan H- membentuk kristal berstruktur garam dapur. Pelepasan kuantitatif gas hidrogen di anoda saat dilakukan elektrolisis garam leburnya menyarankan keberadaan H-. Air bereaksi dengan hebat dengan litium hidrida membebaskan gas hidrogen. Karena senyawa ini agak melarut dalam eter, hidrida ini digunakan sebagai pereduksi di kimia organik.Dari berbagai sumber
ALUMINIUM
Untuk melihat dokumen yang sebenarnya, dan tidak berisi kesalahan, dapat dilihat DISINI
Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa garam rangkap KAl(SO4)2∙12H2O, kata mi berasal dan bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam dan garam rangkap ini diusulkan dengan nama alumium dan kemudian berubah menjadi aluminum. Namun, nama inipun segera termodifikasi menjadi aluminium yang menjadi populer di seluruh dunia kecuali di Amerika Utara di mana American Chemical Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap menggunakan istilah aluminum di dalam publikasinya
Aluminium dengan konfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4-10-6 mm sudah cukup mencegah terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionik (142 pm) tidak jauh berbeda dari jari-jari metalik atom aluminium (143 pm). Akibatnya, kemasan permukaan hampir tidak berubah, karena jari-jari ion aluminium (68 pm) “tepat” menempati rongga-rongga struktur permukaan oksida. Hal ini berbeda dari oksida besi yang bersifat berpori, tidak mampu melindungi bagian dalam logam besi sehingga korosi terus berlanjut.
Penambahan ion hidroksida pada ion aluminium menghasilkan endapan gelatin aluminium hidroksida pada awalnya, kemudian larut lagi dalam hidroksida berlebihan membentuk ion aluminat, menurut persamaan reaksi:
Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa garam rangkap KAl(SO4)2∙12H2O, kata mi berasal dan bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam dan garam rangkap ini diusulkan dengan nama alumium dan kemudian berubah menjadi aluminum. Namun, nama inipun segera termodifikasi menjadi aluminium yang menjadi populer di seluruh dunia kecuali di Amerika Utara di mana American Chemical Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap menggunakan istilah aluminum di dalam publikasinya
Aluminium dengan konfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4-10-6 mm sudah cukup mencegah terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionik (142 pm) tidak jauh berbeda dari jari-jari metalik atom aluminium (143 pm). Akibatnya, kemasan permukaan hampir tidak berubah, karena jari-jari ion aluminium (68 pm) “tepat” menempati rongga-rongga struktur permukaan oksida. Hal ini berbeda dari oksida besi yang bersifat berpori, tidak mampu melindungi bagian dalam logam besi sehingga korosi terus berlanjut.
Untuk menaikkan ketahanan terhadap korosi, logam aluminium “dianodasi” artinya produk logam aIumiaium sengaja dilapisi dengan aluminium oksida secara elektrolisis. Aluminium yang dianodasi ini mempunyai ketebalan lapisan ~0,01 mm dan lapisan oksida setebal ini manpu menyerap warna/zat sehingga permukaan logam dapat diwarnai. Pada proses “anodasi” ini, logam aluminium dipasang sebagai anode, karbon/grafit sebagi katode dan dipakai elektrolit larutan asam sulfat. Persamaan reaksi elektrolisisnya yaitu:
Pada anode terjadi oksidasi Al:
2 Al(s) + 6 H2O(l) → Al2O3(s) + 6 H3O+(aq) + 6 e
(reaksi ini tidak akan berlanjut ketika anode Al telah terlapisi rata AL2O3)
Pada katoda terjadi reduksi:
6 H3O+(aq) + 6 e → 6 H2O(l) + H2(g)
Logam aluminium berwarna putih, mengkilat, mempunyai titik leleh tinggi yaitu sekitar 660 °C, moderat lunak dan lembek-lemah jika murni tetapi menjadi kuat jika dibuat paduan dengan logam-logam lain, serta sangat ringan dengan densitas 2,73 g cm-3. Aluminium bersifat konduktor panas maupun konduktor listrik yang baik, namun lebih rendah ketimbang tembaga. Atas dasar sifat-sifat tersebut, logam aluminium sangat banyak manfaatnya. Antara lain dalam industri rumah tangga, misalnya untuk peralatan masak/dapur, dalam industri makanan misalnya untuk pembungkus makanan, kaleng minuman, dan pembungkus pasta gigi. Sebagai bahan bangunan misalnya untuk mebelair, pintu, dan jendela, juga sebagai bahan dasar dalam industri pesawat terbang, kapal, mobil. Serbuk aluminium dapat pula dipakai untuk bahan cat aluminium, dan masih banyak lagi yang lain.Bahan bakar yang dipakai untuk mendorong roket yang membawa pesawat ulang-alik Columbia buatan Amerika Serikat yaitu campuran padatan dari logam aluminium dan NH4ClO4. Reaksi oksidasi logam aluminium bersifat eksotermik dengan nilai entalpi pembentukan aluminium oksida yang sangat tinggi. Jika campuran Al dan NH4ClO4 dibakar, maka NH4ClO4 akan terurai dan logam aluminium dioksidasi menjadi A12O3 menurut persamaan reaksi:
2 NH4ClO4(s) → N2(g) + Cl2(g) + 2 O2(g) + 4 H2O(g) ΔH = -376,7 kJ mol-1
½ Al + 1½ O2 → Al2O3 ΔHºf = -1670 kJ mol-1
Pembebasan panas yang sangat tinggi tersebut (ΔHºf) menyebabkan gas-gas yang terbentuk mengalami ekspansi yang sangat kuat sehingga mampu mengangkat roket.
Manfaat lain yang istimewa bagi logam aluminium yaitu afinitasnya (daya gabung) yang sangat kuat dengan oksigen. Sebagai contoh, reaksi serbuk aluminium dengan oksida-oksida logam transisi Fe2O3 juga menghasilkan panas yang sangat tinggi:
Al(s) + Fe2O3 (s) → Al2O3(l) + Fe(l) ΔHº = -852 kJ mol-1
Reaksi ini (reaksi termit) dapat menghasilkan panas yang sangat tinggi hingga temperatur kira-kira 3000 ºC, dan oleh karena itu sering dimanfaatkan misalnya pada proses pengelasan besi atau baja rel kereta api.
Senyawa tawas, misalnya KAl(SO4)2∙12H2O, barangkali dapat dengan mudah dijumpai di pasaran, bermanfaat dalam proses penjernihan air dan industri pencelupan warna. Aluminium sulfat juga dapat dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran tipe busa bersama soda NaHCO3.
Dalam proses penjernihan air, biasanya tawas dicampur dengan air kapur, Ca(OH)2, dan persamaan reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut:
Al3+(aq) + SO42-(aq) + Ca2+(aq) + 3 OH-(aq) → Al(OH)3(s) + CaSO4(s)
Endapan hasil tersebut berupa gelatin yang mampu menyerap kotoran dan juga zarah bakteri untuk dibawa mengendap ke dasar tempat air sehingga diperoleh air yang jernih.
Dalam industri pencelupan warna, larutan tawas ditambahkan dan dipanaskan dengan uap air bersama dengan bahan kain yang dicelupkan. Pada proses ini tawas akan mengalami hidrolisis menghasilkan endapan gelatin Al(OH)3 yang akan melekat pada serat kain, dan menyerap serta melekatkan warna pada serat kain menjadi lebih kuat.
Bahan pemadam kebakaran, dapat berupa larutan aluminium sulfat dan larutan NaHCO3. Jika kedua larutan ini bercampur maka akan terjadi reaksi asam-basa. Larutan garam aluminium sulfat bersifat asam, artinya hidrolisis garam ini menghasilkan endapan Al(OH)3 dan ion H3O+ yang membawa sifat asam; ion ini selanjutnya diikat oleh HCO3 hingga terjadi dekomposisi yang menghasilkan gas CO2. Campuran CO2(g) - Al(OH)3(s) ini dihasilkan sebagai busa yang distabilkan oleh pengemulsi hingga dapat disemprotkan pada api ; api menjadi terselimuti oleh busa yang mencegah kontak dengan oksigen-udara dan akibatnya api menjadi padam. Persamaan reaksinya secara sederhana yaitu:
Al3 (aq) + 3HCO3- (aq) Al(OH)3(s) + 3CO2(g)
Batu permata alami ada yang secara umum tersusun oleh oksida A12O3. Dengan kehadiran pengotor tertentu dalam jumlah yang sangat sedikit saja akan diperoleh warna yang karakteristik dan menarik yaitu safir biru (pengotor Fe, Ti), safir hijau (pengotor Co), safir kuning (pengotor Ni, Mg), safir bintang (pengotor Ti), safir merah (pengotor, Cr), dan safir putih (tanpa pengotor). Dengan demikian, batu permata sintetis dapat dibuat dengan reaksi pencampuran dan lelehan korundum (α-Al2O3) dengan oksida logam tertentu sesuai dengan warna yang dikehendaki.
Sifat Kimiawi Aluminium
Serbuk aluminium terbakar dalam api menghasilkan debu awan aluminium oksida menurut persamaan reaksi:
4Al (s) + 3O2(g) 2A12O3(s)
Logam aluminium bersifat amfoterik, bereaksi dengan asam kuat membebaskan gas hidrogen, sedangkan dengan basa kuat membentuk aluminat menurut persamaan reaksi:
2Al(s) + 6H3O+(aq) 2 Al3+(aq) + 6 H2O (l) + 3 H2 (g)
2 Al (s) + 2 OH (aq) + 6 H2O(l) 2 [Al(OH)4]- (aq) + 3 H2(g)
Dalam air, ion aluminium terdapat sebagai ion heksaakuaaluminium(III), [Al(H2O)6]3+, tetapi mengalami reaksi hidrolisis secara bertahap hingga menjadi ion tetraakuadihidroksoaluminium(III) menurut, persamaan reaksi:
[Al(H2O)6]3+(aq) + H2O(l) [Al(H2O)5(OH)]2+(aq) + H3O(aq)
[Al(H2O)5(OH)]2+(aq) + H2O(l) [A1(H2O)4(OH)2]+(aq) + H3O+(aq)
Jadi, larutan garam aluminium bersifat asam dengan tetapan ionisasi asam ampir sama dengan asam asetat. Campuran dalam antiperspiran (antipeluh) yang biasa disebut aluminium hidrat terdiri atas garam-garam klorinida dan kedua ion kompleks hidrokso tersebut. Ion aluminium dalam kedua senyawa inilah yang berperan mengkerutkan pori-pon permukaan kulit.
|
|
[Al(H2O)6]3+(aq) Al(OH)3(s) [Al(OH)4] (aq)
ini berarti bahwa ion aluminium larut pada pH rendah dan tinggi tetapi tidak larut pada kondisi netral.
Sumber dan Ekstraksi Aluminium
Aluminium sangat berlimpah terdapat di alam, merupakan logam terbanyak di kerak bumi (~ 8,3 % berat kerak bumi) dan terbanyak ketiga setelah oksigen (~ 45,5 %) dan silikon (~ 25,7 %). Karena sangat reaktif khususnya dengan oksigen, unsur aluminium tidak pernah dijumpai dalam keadaan bebas di alam melainkan sebagai senyawanya yang merupakan penyusun utama dari bahan tambang bijih bauksit dalam bentuk campuran oksida-hidroksida aluminium. Bauksit adalah batuan aluminium yang terjadi karena iklim alam setempat.
Aluminium merupakan unsur penyusun utama dan mineral-mineral alam asli; selain bauksit yaitu kelompok batuan aluminosilikat termasuk feldspar dan mika. Iklim setempat, khususnya temperatur, dapat menghasilkan berbagai mineral lempung seperti:
kaolin = A12(OH)4 Si2O5 atau sering dituliskan Al2O3 . 2H2O . 2SiO2
spinel = MgA12O4 atau sering dituliskan MgO . Al2O3
garnet = Ca3Al2(SiO4)3 atau sering dituliskan 3CaO . 3SiO2 . Al2O3
beril = Be3A12Si6O18 atau sering dituliskan 3BeO . 6SiO2 . Al2O3
korundum = (α)-Al2O3 dan
kriolit = Na3A1F6
Pada dasarnya, preparasi logam aluminium meliputi dua tahapan yaitu (1) tahap ekstraksi, pemumian, dan dehidrasi bijih bauksit, dan (2) tahap elektrolisis. Pada tahap pertama umumnya dewasa ini bauksit diolah menurut proses Bayer. Pada awalnya bijih bauksit kasar dan tidak murni yaitu yang bercampur sebagian besar dengan oksida-oksida besi dan silikon dihaluskan dengan penumbukan (grinding), kemudian larutan pekat basa kuat NaOH ditambahkan. Karena (bijih) oksida aluminium bersifat amfoterik maka akan diperoleh larutan aluminat bersama-sama pula dengan oksida silikon menjadi larutan silikat. Persamaan reaksi yang terjadi pada tahap ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Al2O3(s) + 2 OH(aq) + 3 H2O(l) 2 [Al(OH)4]- (aq)
SiO2(s) + 2OH(aq) SiO32-(aq) + H2O(l)
Limbah material lain yang tidak larut, yaitu terutama oksida besi dan juga TiO2 dan berupa lumpur merah, dapat dipisahkan dengan penyaringan. Untuk mernisahkan larutan aluminat dan silikat, ke dalam larutan basa ini dialirkan gas CO2 yang bersifat
asam lemah sehingga menurunkan pH larutan dan dengan demkian, aluminat akan mengendap sebagai basanya, ataudapat pula ditambahkan pengumpan A1203 ;dalam hal ini ion silikat masih tetap dalam larutan. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
CO2(g) + 2 H2O(l) HCO3(aq) + H3O+(aq)
H3O+(aq) + [Al(OH)4](aq) Al(OH)3(s) + 2H2O(l)
Endapan basa Al(OH)3 yang telah dipisahkan, selanjutnya dikeringkan dan dipanaskan pada temperatur tinggi, kira-kira 1200 °C, untuk melepaskan molekul air dan basanya hingga diperoleb oksidanya:
2 Al(OH)3(s) Al2O3(s) + 3H2O(g)
Oksida ini kemudian diproses dalam tahap kedua yaitu elektrolisis. Aluminium oksida dengan muatan ion yang tinggi mempunyai energi kisi yang tinggi, sehingga mengakibatkan titik leleh sangat tinggi (~ 2045 °C). Untuk perlakuan elektrolisis diperlukan titik leleh yang lebih rendah, dan ini dapat dilakukan dengan melarutkan ke dalam elektrolit kriolit, Na3[A1F6], yang mempunyai titik leleh jauh lebih rendah (~1000 °C), sehingga proses ini dapat dioperasikan pada temperatur 950 °C. Dalam proses ini dipakai rangkaian anode karbon yang dipasang secara paralel dan katode karbon yang dipasang sebagai pelapis bak sel. Persamaan reaksi pada proses elektrolisis mi yaitu:
Anode : ( 2O2- (Na3[A1F6]) O2(g) + 4e ) 3x
Katode : ( Al3 (Na3 [A1F6]) + 3 e Al(l) ) 4x
+
Persamaan reaksi total : 2 A12O3(l) 4 Al(l) + 3 O2(g)
Oksigen hasil ini, pada temperatur tinggi, dapat bereaksi dengan anode karbon, menghasilkan gas CO dan CO2, dan ini lama kelamaan berakibat ketebalan anode karbon semakin berkurang sehingga harus diganti dengan yang baru secara periodik. Lelehan aluminium hasil ini (titik leleh ~ 6600C) mengumpul pada bagian dasar bak sel, sehingga mudah dikeluarkan, dan Al2O3 yang baru dapat ditambahkan sehingga proses berjalan terus. Dengan proses demikian ini dapat diperoleh aluminium dengan kemurnian tinggi yaitu antara 99,8-99,9%.
Produksi aluminium disertai empat hasil samping yang menimbulkan polusi yaitu:
1. Lumpur merah hasil dari pemurnian bauksit yang bersifat sangat basa.
2. gas hidrogen flourida hasil reaksi kriolit dengan kelumit-kelumit uap dalam aluminium oksida.
3. oksida-oksida karbon hasil reaksi anode, dan
4. fluorokarbon hasil reaksi fluorin dengan anode karbon.
Oksida, Hidroksida, dan Garam Aluminium
Unsur aluminium sangat reaktif, hanya mempunyai satu macam tingkat oksidasi yaitu +3. Dengan demikian, hanya ada satu senyawa oksidanya yaitu Al2O3 demikian pula dengan hidroksidanya yaitu Al(OH)3 yang berwarna putih dan bersifat sukar larut dalam air. Oleh karena itu, bila ke dalam larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan diperolrh endapan putih gelatin menurut persamaan reaksi:
Al3+ (aq) + 3OH- (aq) Al(OH)3 (s)
Ion Al3+ realtif kecil ukuranya, namun karena mempunyai muatan ion yamg tinggi (+3) demikian juga densitas muatanya, dalam larutan air, kation ini mampu mengakomodasi enam molekul netral H2O (yang bersifat polar dengan kutub negatif atom O mengarah pada ion logam. Hasilnya yaitu ion kompleks [Al(H2O)6]3+ yang berbentuk oktahedron.
Larutan sulfida atau karbonat juga mampu mengendapkan aluminium hidroksida, karena larutan tersebut memberikan konsentrasi OH- yang cukup tinggi sebagai akibat hidrolisis menurut persamaan reaksi:
S2-(aq) + H2O (l) HS- (aq) + OH- (aq)
CO32-(aq) + H2O (l) HCO3- (aq) + OH- (aq)
Oksida aluminium dapat diperoleh dan pemanasan hidroksidanya. Pemanasan di atas 850 °C menghasilkan oksida yang tak larut dalam asam maupun basa, tetapi oksida yang diperoleh dan pemanasan di bawah 600 °C larut dalam asam maupun basa; dengan kata lain berisifat amfoterik. Hidroksida aluminium juga bersifat amfoterik.
Al2O3 (s) + 6 H3O+ (aq) 2 Al3+(aq) + 9 H2O(l)
A12O3 (s) + 2 OH- (aq) + 3 H2O (l) 2 [Al(OH)4]- (aq)
Al(OH)3 (s)+ 3 H3O+ (aq) A13+ (aq) + 6 H2O(l)
Al(OH)3 (s)+ OH- (aq) 2 [Al(OH)4]- (aq)
Sejumlah garam aluminium mengkristal dan larutannya dalam bentuk terhidrat seperti AIX3nH2O (di mana X = Cl, Br, I, ClO3, dan n = 6) dan Al(NO3)3 . 9H20. Aluminium sulfat yang dapat dibuat dan aluminium oksida dengan asam sulfat pekat panas, mengkristal sebagai A12(SO4)3 . 18H20. Garam ini dapat dibuat dengan bahan dasar lempung kaolin, Al2Si2O5(OH)4. Dernikian juga reaksi kalium sulfat dengan aluminium sulfat dalam jumlah mol yang sama akan menghasilkan garam rangkap tawas K2SO4Al2(SO4)3.24H2O atau KAl(SO4)2 12H2O. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa secara umum garam-garam aluminium mudah larut dalam air sebagai [Al(H2O)6]3+ dan bersifat asam.Aluminium idoida anhidrat berupa kristal putih yang menyublim pada 180°C. Dari pengukuran densitas dapat ditunjukkan bahwa garam ini berbentuk dimer (bentuk yang terulang dua kali) dalam fase uap sehingga rumus molekulnya harus ditulis A12Cl6. Dalam molekul fase gas ini tiap atom aluminium terikat oleh empat atom klorin dalam bangun tetrahedron. Dua dan keempat atom klorin mi masing-masing terikat pada dua atom aluminium sehingga dapat dikatakan kedua atom klorin ini berfungsi sebagai jembatan tidak hanya penghubung antara kedua atom aluminium tetapi juga antara kedua monomer AlCl3. Kedua jembatan atom klorin ini masing-masing selain terikat secara kovalen dengan atom aluminium yang satu juga menyediakan sepasang elektron untuk dipakai ikatan bersama dengan atom aluminium yang lain, sehingga tiap atom aluminium membangun konfigurasi elektronik oktet. Dengan demikian, molekul Al2Cl6 membentuk bangun dua tetrahedron yang berimpit pada salah satu sisinya yang terdiri atas dua jembatan atom kiorin.
Hasil pengamatan sinar-X menunjukkan bahwa rangkaian molekul-molekul AlCl3 dalam padatan aluminium klorinida tidak terbatas jumlahnya. Oleh karena itu formula senyawa ini dalam padatannya biasanya tetap ditulis sebagai AlCl3 walaupun strukturnya membentuk lapisan polimer yang tidak tersusun oleh molekul AlCl3 secara individu. Senyawa tersebut dapat dibuat dan klorinasi langsung logam aluminium atau dan pemanasan alumina-bauksit (Al2O3) dengan karbon dan gas klorin, menurut persamaan reaksi:
2 Al (s) + 3 Cl2 (g) 2 AlCl3 (s) ∆H° = - 1408 kJ
Al2O3 (s) + 3 C (s) + 3 Cl2 (g) 2 AlCl3 (s) + 3 CO (g) ∆H° = - 64,0 kJ
Dari Berbagai sumber...
Langganan:
Postingan (Atom)