65 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya kepada dunia. 65 tahun yang lalu, ketika indonesia yang sebelumnya pernah dijajah oleh Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang, kita yang sekarang telahh menikmati hasil perjuangan para pahlawan bangsa yang rela mengorbankan segenap jiwa dan raga demi merebut kemerdekaan. Kita tidak pernah tau berapa banyak nyawa yang hilang demi sebuah kata sakral yang disebut dengan “KEMERDEKAAN”.
Pun setelah sekian lama kita merdeka, ternyata kita belum mengenal arti yang namanya kesejahteraan sosial. Banyak daerah dilluar Jawa dan Bali yang masih tertinggal tanpa pernah merasakan apa yang disebut dengan sejahtera. Masih banyak warga negara Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan. Yang menjadi pertanyaan, siapakah yang salah?
Indonesia sudah dibekali dengan kekayaan alam yang melimpah, luas daerah yang katanya sepertiga dari luas Amerika. Tapi mengapa kita bisa jauh kalah dengan negara seperti singapura yang tidak mempunyai sumber daya alam dan luas daerah seperti Indonesia?
Menurut saya, hal ini disebabkan karena sejak jaman penjajahan kita tidak pernah diberikan kesempatan untuk berkembang. Sebagian besar Indonesia kala itu hanya menjadi buruh. Ketika sudah merdeka pun program pemerintah hanya mewajibkan generasi muda untuk belajar 9 tahun. Itupun bagi yang ekonominya mampu. Lantas bagaimana dengan yang tidak mampu? Ya tetap menjadi buruh.
Nah, jaman sekarang? Dengan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 230 juta jiwa, kemerdekaan macam apa yang kita peroleh? Ketika banyak bermunculan Universitas dan sekolah tinggi, ujungnya untuk cari sekolah tetap pake duit, tamat sekolah pun tetap pake duit. Untuk dapat pekerjaan sekelas PNS, ada yang bayar antara 75-150. Cari Polisi dan TNI juga begitu. Untuk perusahaan swasta, ya mengutamakan kepentingan keluarga. Trus kapan seseorang dapet pekerjaan yang memang benar-benar mensejahterakan tanpa adanya biaya dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki? Kapan?
Dilain pihak, pejabat negara yang dipercaya memimpin negara, mewakili daerahnya masing-masing dan menyalurkan aspirasi rakyat justru dengan semangat "juang"nya mengeruk keuntungan dari jabatan untuk kekayaan pribadi. Mengapa demikian? Coba saja perhatikan pada saat pencalonannya dulu, semuanya menggunakan uang untuk mendapatkan suara rakyat. Nah, tentunya setelah menjabat maka mereka inginkan balik modal dulu sebelum mulai memikirkan rakyat yang saat ini banyak tidur di kolong jembatan, di pinggiran rel kereta api, serta masyarakat di pedalaman yang sama sekali tidak pernah tersentuh dengan yang namanya kemajuan jaman.
Kemajuan yang dialami oleh bangsa Indonesia hanya dinikmati oleh kalangan yang "berduit" saja. Segala bentuk kemajuan, baik dalam bidan industri, pendidikan dan teknologi. Bagi yang tidak punya uang, ya tidak ada sama sekali. Palingan hanya mendapat bantuan dana ataupun sembako pada saat-saat tertentu saja. Mengapa tidak langsung diberikan pekerjaan? Banyak orang miskin di Indonesia karena TIDAK MEMILIKI PEKERJAAN!!
Intinya masyarakat butuh pekerjaan yang dapat memberikan kesejahteraan bagi keluarganya. Jangan memberikan janji kosong. Talk less do more!